Friday, December 29, 2006


aduuuuuu..kalo ketemu ma temen - temen eSeMA..pasti d mati kutu,
"kesalahan" yang kita lakukan jaman masih culun pasti di-inget dan selalu diungkit - ungkit kalo ketemuan ...
uuuuuu......sebel.....*_*
mmh ga segitu sebelnya sih,
tapi kan...tetep aja malu dan merah padam
ko bisa ya seCulun itu...
abisnya masa eSeMA dan kuliah jomplang banget siyyyy
mmh tingkat satu juga sebenarnya masih culun...
dan banyak melakuakn "kesalahan - kesalahan"
but my secret is save....
kalo temen - temen eSeMa kan agak - agak rame jail n fun
hihihi...
so kawan - kawan jaga "aib"ku baik - baik...
kalo ngga...
hmmhhh..rahasiamupun akan terbongkar...
huahhha..ha...ha....

upsss....

*teriring rasa kangeeeeen yang teramat sangat untuk ratri, mira, hely, diana, rani....
i'll keep u're secret..but u must keep mine....ok....

bisakah kau definisikan sejuk jika dipandang...
mmmh a little bit curious....can u explain it?....

Thursday, December 28, 2006

dada ini sesak lagi,
mirip yang lagi asma ga ya?...naudzubillah
soalnya ga tau rasanya asma gimana n semoga ga pernah ngerasain... aamiin
iya..nih entah knapa dada ini sesak lagi,
............................

Wednesday, December 27, 2006

selasa siang, tiba-tiba...
teh, ngisidi acara A***A ya...
hah?
shock..putus asa dan kaget..huahhhhhh...
tapi, tak ada alasan untuk berkata tidak,
akhirnya sesampainya di kampus,

........%$(anmsa.kzzj.kschusghasjal..............
...............tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....sjksrdfhsgjhi

searching and browsing ..talking juga...
ngYMin beberapa orang buat cari info dan masukan tentang....

PROFESIONALISME dalam DA'WAH...

materi yang berat...fffffuiiiih....
aku belum bisa profesional dalam da'wah
tapi, bagiku berbicara bukan berarti Xpert,
tapi ini adalah awal bagiku untuk lebih profesional,
dan inilah saatnya bagiku untuk belajar lebih profesional lagi dalam berDa'wah...
aamiin
maka, kini saatnya aku bagi hasil browsing and chatingku....

from wikipedia :

Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang.

Kaitannya dg Da’wah :

Protokol & peraturan => Al-Qur’an & AL Hadits

Gaji => Jannah di yaumil Akhir..aamiiin

A professional is required to possess a large knowledge derived from extensive academic and practical training ==> pengalaman dan amanah da’wah di lapangan

However, at all times a professional is cognizant that their first and foremost responsibility is to the public welfare ==> Kesejahteraan umat

Definition from my friend's :

1. Profesional dalam Da'wah ==> strategi, memanusiakan manusia, syumul

- Strategi : semuanya terorganisir, punya POAC yang jelas
POAC, jelas target dakwahnya, kapan, gimana, siapa, dimana nglaksanainnya harus jelas..terus terevaluasikalo perlu iqob kasih..asal tadi memanusiakan manusia dalam arti harus ada tabayun

- memanusiakan manusiatadi tabayun, tawazun, jg perlu diperhatikan apa orientasi atau rencana seorang da'i, keinginan dsb..disinergikan dengan kebutuhan jama'ah

- syumul: mulai sekarang harus mulai masuk ke berbagai sektor.maksudnya bidang profesional masing2 sudah mulai dimasuki, terintergrasi dalam satu tujuan 4JJI ghoyatuna


  • intinya kalo menurut sy tetap berada dalam kebenaran dimanappun, sekecil apapun dengan senantiasa menjaga hablumminannas

2*). Profesionalisme dalam Da'wah : Melaksanakan amanah yang ditugaskan kepadanya, misalkan dengan mengerjakan proker dengan baik dan benar

Mengapa harus Profesional : Untuk menjaga keberlangsungan dan eksistensi da'wah


nah itu dua pendapat yang berhasil kutodong disela - sela "kesibukanku",
tadinya mo nanya ke seorang teteh....ee dianya keburu rapat dan menjawab...
"rapat dulu ya la, kan profesional"....
hihihi iya d!

trus pas tadi saat diskusi....
ada satu kesimpulan yang ngena banget ma rela
terkadang kita begitu profesional dalam pekerjaan atau kuliah tapi tidak untuk amanah da'wah...
begitu mudah kita mengatakan...
"afwan akhi...afwan ukhty...."

kita begitu profesional dalam kuliah karena kita khawatir nilai kita tidak A...
tapi kita tidak khawatir ketika tidak profesional dalam amanah da'wah dan mendapatkan nilai E dari Allah
kita begitu profesional dalam pekerjaan karena khawatir konsumen akan berkurang dan akhirnya menzhalimi seluruh sistem dalam perusahaan kita...menzhalimi pegawai lain
tapi kita tidak khawatir ketika kita tidak profesional dalam da'wah, padahal bukan hanya kesetiaan konsumen (mad'u) da'wah kita yang kita pertaruhkan, tapi juga fikrah dan aqidahnya
serta bukan hanya keberadaan tempat kerja (jama'ah da'wah) yang akan terganggu, tapi juga terganggunya proses perbaikan umat secara keseluruhan...menzhalimi umat dan partner da'wah kita
allahu'alam bi shawab

ya begitulah saudara - saudara....
semoga dari saat ini, kita bisa lebih profesional ya!
aamiin





*) pendapat k-2 adalah pendapat adik angkatanku yang katanya nama bekennya Orca ^_^...alaaahhh ga penting banget ya! btw syukran wa jazakumullah khair ya de' .....

Tuesday, December 26, 2006

tadi sore, abis mengobrol dg teman lama,
sedih rasanya....
meskipun kami tak terlalu akrab,
tapi ya lumayanlah,
saya lumayan bisa "jujur&santai" di hadapan beliau,
gak segen gitu...
hihihi afwan ya....gak maksud ^_^

dan saat ini aku sedih banget,
soalnya dia bilang sedang "cuti liqo",
akupun bertanya, ada ya "cuti liqo"?
setelah ngobrol panjang lebar,
akhirnya aku hanya bisa berkata,
baiklah,
semoga cuti-nya tidak lama,
insya' Allah aku akan senantiasa berdo'a,
agar Allah tetap menjagamu dalam "langkahmu yang sendirian" ini
sehingga "serigala - serigala" itu hanya bisa mengendap endap dan tak berani menerkammu,
dan kau tetap bisa menegakan izah dan aqidahmu
dan seperti kau bilang...
"mudah2an kita bakal ketemu terus dalam upaya transformasi masyarakat menjadi lebih baik"
aamiin
semoga kau-pun tak cepat lelah berjalan sendirian dalam upayamu untuk mentransformasi masyarakat menjadi lebih baik...


*teruntuk sahabat - sahabatku yang mungkin saat ini sedang kelelahan...
istiqamah ya ukh....istiqamah ya akh....
semoga kita bisa beristirahat di tempat terbaik di sisiNya.....
untuk sahabat - sahabat yang saat ini sedang mencari jalan terbaik....
keep looking..keep trying....semoga Allah senantiasa menemani dalam setiap langkahmu
......
semoga langkah apapun yang kita ambil, setiap kita akan dikumpulkan dan dipertemukan di tempat terbaik disisNya

amiin

Saturday, December 23, 2006

ibu,
terimakasih untuk sejuta cinta yang kau beri,
kesabaran yang lebih luas dari sejuta samudera,
serta kelapangan untuk senantiasa memberikan anakmu sejuta pelukan saat ingin beristirahat dari lelahnya dunia,

ibu,
meskipun aku membelanjakan semua harta yang kumiliki untukmu,
aku tak bisa membalas setiap darah, keringat dan air mata yang mengalir karena kehadiranku

hanya sebuah do'a dan perjuangan...
berusaha untuk menjadi muslimah shalehah,
agar aku bisa mendoakanmu
serta menghadiahkan untukmu sebuah rumah di syurga nanti,
aamiin..
doakan aku juga ya mah....
luv....u

*rela*
- mother's day + 1 -

.......teriring cinta yang tak kalah hebatnya untuk Apa, ayahku tercinta........
walopun gak ada Father's day ^_^, i will luv u always....
and thank u 4 being a great father for me......
insya'Allah doaku juga senantiasa kupanjatkan untukmu,
doakan aku menjadi muslimah shalehah juga ya, agar bisa "menghadiahkan" rumah di syurga dari doa yang tertunai...
aamiin



alhamdulillah,
aku adalah seorang muslimah,
dimana Al - Qur'an menyatakan bahwa muslimah itu perhiasan dunia

alhamdulillah,
aku adalah seorang muslimah,
dimana dari sejak aku lahir sampai orang mengantarkanku ke liang lahat,
akan senantiasa ada wali untuku,
orang yang menjagaku di dunia dengan ijin Allah,

alhamdulillah,
aku adalah seorang muslimah,
dimana waris yang aku punya adalah murni untuku,

alhamdulillah,
aku adalah seorang muslimah,
dimana Allah melindungiku dengan memerintahkanku menutup auratku,
menjagaku dari mata jahil

alhamdulillah,
aku seorang muslimah, (calon) Umahat, insyaAllah
dimana Rasulullah memerintahkan pada setiap anak untuk menghormati ibunya lebih dahulu dari yang lainnya,

alhamdulillah,
aku seorang muslimah,
yang diminta ta'at kepada suaminya
dan bisa menggapai syurga dengan ridho suaminya yang shaleh

alhamdulillah,
aku seorang muslimah,
aku tak perlu berlomba mencari eksistensi diri
karena islam telah menunjukan pentingnya keberadaanku dalam proyek peradaban dunia, bernama keluarga

alhamdulillah,
aku seorang muslimah,
aku tak perlu meminta "kesetaraan gender"
karena Allah senantiasa memandang laki-laki dan wanita sama dengan potensinya masing -masing
dan hanya mengistimewakan hambanya dari ketakwaannya,

alhamdulillah,
aku seorang muslimah,
aku tak perlu berpusing-pusing mencari identitas diri,
karena Allah dan RasulNya telah menuntunku dalam Al Qur'an dan Hadits

alhamdulillah,
aku seorang muslimah,
karena Allah telah memerintahkan pada setiap suami
dalam AL- Qur'an untuk memperlakukan istrinya dengan baik

alhamdulillah,
aku seorang muslimah
..........................................

*ayooo sahabat, ada yang mau menambahkan, klik di komen ya!

Friday, December 22, 2006

Keluarga baru,

Dengan begitu banyak karakter yang terlibat di dalamnya
Katanya, agar keluarga itu bisa berjalan dengan baik maka diperlukan 3 proses didalamnya, yaitu
Ta’aruf ->Tafahum -> Ta’awun


Saat pertama bertemu, tentu kami langsung ber-ta’aruf
Awal – awal pertemuan pasti masih canggung,
Pertemuan selanjutnya, haruslah ada kelapangan untuk memahami saudari kita yang lain,
Jauhkan sejuta dzon dan prasangka,
Melihat dan memahami setiap tingkah dan kata yang tersampaikan
Senantiasa berprasangka baik atas semua sikap yang terurai,

Hingga kini, setahun sudah aku berada di keluarga baru ini,
Terasa begitu banyak kehangatan di setiap pertemuan,
Rasa kangen mulai menyelinap ketika lama tak bersua,
Meskipun masih suka deg-degan ketika belum siap setor hafalan
J,
Senantiasa ”diandalkan”, karena satu-satunya yang belum punya ”buntut”, bahkan mungkin itulah yang sebenarnya membuatku merasa dibutuhkan,

Padahal, dulu sempat pusing dengan teriakan, tangisan dan kejar-kejaran keponakan di sekitar,
But now, I start to miss them...
Keponakan – keponakan baru dengan segala karakternya…
Sering kangen kalo mereka ga bisa ikut Bunda dan Ummy nya...

Rabbi ni’matMu manakah lagi yang kudustakan,
Ketika dengan mudahnya kau selipkan cinta diantara kami,
Jiwa yang satu dan lainnya tak saling mengenal, dulunya
Pribadi yang satu dan lainnya yang berbeda sikap, perilaku dan latar belakang,
Dengan CintaMu yang Berlimpah, Engkau karuniakan setitik diantaranya kedalam Keluarga ini, hingga didalmnya dipenuhi Cinta yang Tak Terhingga...

Aaah Rabbi, kami tidak bisa brjanji banyak, bahwa kami akan senantiasa saling mencintai dan menghargai, bila Engkau tak menganugerahkan keduanya pada kami,
Kami hanya akan terus mencoba dan menjaga, untuk menautkan hati ini hanya padaMu
Kemudian berpasrah diri, hingga Hanya Engkaulah Yang Mengalirkan butiran – butiran cinta itu
Hingga ukhuwah ini-pun bisa teruntai, terjalin dan menguat dengan indah sampai saatnya Engkau mempertemukan kami di sisiMu kelak....Aamiin...

Ukhty fillah, meskipun seeeeerrrring banget kQ karena aku yang paling sering diGodain..hiks
But still, i luv u all…..insya’ Allah

Wednesday, December 20, 2006

Khadijah, Ummahatul Mu’minin. Setiap mendengar nama itu selalu ingin menangis. Rindu yang teramat pada “Bundaku”, dapatkah Allah mempertemukan kami di Yaumil Akhir nanti….

Begitupun saat ini, saat mempersiapkan materi untuk besok siang. Tulisan yang kuambil dari Kajian Muslimah, ditutup dengan pembahasan tentang Khadijah.

Teringat pula nasihat seorang umahat kepadaku, beberapa hari yang lalu.
“La, nanti bikin MOU aja sama suami sebelum menikah”, ucapnya disela diskusi hangat ibu-ibu tentang poligami, padahal aku belum ada rencana menikah dekat- dekat ini ^_^
“Jadikan aku Khadijahmu”, ujarnya menambahkan
Aku hanya tersenyum, “ Teh, bukannya itu egois ya?”
“ Ya, kalo nanti keadaannya berubah, ya kita bisa meminta. Jadi atas permintaan kita”

Mmh….akupun hanya tersenyum lagi, sambil mainin Asma, bayi mungil yang berada di gendongan si Teteh

Setelah 1 minggu “diam”, ternyata tak “tahan” juga para umahat ini untuk tidak membicarakan poligami. Aku, d one and only ‘single’er’ in that place hanya bisa belajar. Belajar tentang apa yang dirasakan ibu-ibu yang insya’Allah shalihah ini tentang poligami. Merasakan, betapapun poligami dihalalkan, tapi berat dilakukan. Tentang kecemburuan yang begitu besar, sayang yang begitu dalam dan cinta yang tak ingin terbagi. Padahal mereka tidak kenal satu sama lainnya sebelum akad tertunaikan. Tapi begitu mudah Allah mengaruniakan rasa Cinta yang dalam itu.

Inginnya tersenyum mendengar pengakuan mereka, ooo ternyata begitu ya rasanya.

Serasa merasakan apa yang mereka rasakan, bahwa sulit jika ada orang kedua, ketiga dan keempat. Makin menguatkan hatiku, untuk ”sulit” menerima jika harus menjadi yang kedua diantara sebuah pernikahan yang terbina. Terbayang perasaan umahat itu, perasaan ibuku, tetehku, jika ada seorang wanita lagi diantara mereka dan suaminya. Ah entahlah, sulit bagiku membayangkan untuk ”menyakiti” seorang ”saudara perempuan”. Membayangkan perasaan seorang anak ketika ada wanita lain selain ibunya untuk Ayahnya. Bagiku, seorang sahabat menangis atas sebuah kesalahan kecil yang tak sengaja terjadi bisa membuatku tak tenang, apalagi jika harus membayangkan ”sakit” yang (akan) kutimbulkan bagi ”saudari perempuanku” untuk waktu yang sangat lama

Allahu’alam bi shawab, semoga Allah senantiasa menjaga femahamanku seperti ini. Tapi, jika Allah berkehendak lain, entahlah...

Dan...subhanallah saat ini pun terdengar senandung nasyid, melagukan Bundaku Khadijah r.a....makin rindu rasanya....

Rabb, pertemukan aku dengannya...

Meskipun mungkin nanti aku tidak bisa menjadi seperti Khadijah bagi suamiku (kelak...)

Aku telah memulai, maka harus kuselesaikan

Kemaren, kegatelan-ku untuk ikut berpendapat soal poligami telah mengantarkanku untuk menulis di blog ini

Tanpa kufikirkan bahwa ilmu-ku tentang ini sangatlah minim. Dan akupun bukan seorang istri yang faham arti dan posisi suami dalam kehidupan keluarga

Tulisan itu ”pure” sebuah pendapat seorang muslimah biasa yang belum mempunyai ilmu yang cukup

Kini hatikupun ikut bergerak lagi, saat kudengar lagi sebuah berita mengejutkan...

Usulan pelarangan poligami untuk PNS dan pejabat

Astagfirullah al’ adzim,

Bukankah itu sama saja dengan melarang sesuatu yang di Halal-kan oleh Allah?

Apakah sama dengan mengHaramkan sesuatu yang diHalalkan? Kalo iya, artinya orang yang membuat hukum itu telah menentang Allah dan menyekutukanNya, karena orang tersebut melawan hukum dari Yang Maha Membuat Hukum

Allahu’alam bi shawab, ilmuku masih terlalu dangkal untuk menilai itu

Makin tersadar bahwa semuanya makin terbalik, sesuatu yang Halal di Haramkan dan sesutu yang Haram di Halalkan. Seperti lokalisasi Prostitusi, lalu penyediaan jarum di puskesmas untuk pengguna, Apakah solusi tersebut solutif? Bukankah hal itu menimbulkan masalah yang baru? Jumlah prostitusi dan pengguna obat-obatan terlarang akan makin banyak saja

Itu hanya sedikit contoh tentang hukum di dunia ini yang terbalik

Ketika para ”Pembela Wanita” mengatakan bahwa Poligami ”merendahkan” kaum wanita dan ”menyakiti” kaum wanita, bukankah free sex jauh lbh merendahkan bahkan mendzalimi.

Ketika seseorang dinikahi, maka hubungan dengan suaminya menjadi halal, anak yang dikandungnya-pun mempunyai status hukum yang jelas, diapun dinafkahi dan dilindungi oleh suaminya.

Tapi seorang penzina, maka hubungannya dengan pasangannya dosa besar, anaknya-pun tidak punya status hukum yang jelas walaupun dia punya bapak, serta perlindungan dan nafkah-pun tak bisa ia peroleh kecuali hanya karena kebaikan sang kekasih gelap. Yang lebih kejam, terkadang anak yang diperoleh-pun tak terurus atau bahkan dibunuh sebelum sampai ke dunia ini.

Sangat aneh kan? Sekelompok orang yang sangat mengAgungkan HAM dan Kebebasan Wanita tapi tidak bisa melihat dan mempertimbangkan semuanya secara menyeluruh dan dari sudut pandang yang luas.

Jika atas nama HAM mereka menghormati orang yang Kumpul Kebo – yang jelas-jelas berdosa-, knapa tidak atas nama HAM juga mereka menghormati keluarga yang berPoligami?

Jika mereka merasa bahwa hak memakai rok mini dan menggoda iman adalah hak azasi setiap orang, mengapa Poligami tidak? Bukankah aurat yang mereka buka itu-pun menyakiti dan membuat khawatir para istri yang menunggui suami mereka di rumah? Aurat terbuka itu pulalah yang biasanya mengakibatkan para suami tergoda dan memutuskan untuk berselingkuh. Sementara Poligami membingkai sebuah hubungan menjadi sesuatu yang benar menurut syari’at. Meskipun aku gak setuju kalo karena terlanjur selingkuh menjadi alasan untuk berPoligami.

Ada hal lain yang bikin miris dan menyayat hati, yaitu kasus yang lagi dibahas hangat sekarang. Seseorang yang berselingkuh dengan seorang Anggota Dewan. Katanya dia pernah diajak menikah oleh selingkuhannya, tapi dengan bangganya dia mengatakan tidak mau dengan alasan, ”Mengerti Perasaan Wanita”, sementara dengan ”bangga” juga dia mengakui bahwa dia telah berzina dengan selingkuhannya. Perasaan wanita yang mana yang dia mengerti? Sementara perZinaan yang dia lakukan-pun sudah sangat menyakitkan dan berDosa, ingat Dosa! Jadi apa yang bisa dibanggakan dengan pernyataan menolak dinikahi? Sementara perzinaan terus berlangsung

Yaa...Rabb begitu banyak kemungkaran yang terjadi......

asssssyiiiiiiiiiiiiikkk
ternyata blogger beta asyik ...
ternyata yang error hiks kompiku...
alaaahhhh bener kata orang2, jual aja kompinya

Tuesday, December 05, 2006

Burung itu tertatih melangkah, lukanya sudah mulai mengering. Burung kecil yang senantiasa menemaninya tak henti terus mengitarinya, berada disekitarnya, memberinya semangat...
Ayo Ga melangkah, ucap burung kecil berparuh mungil itu,
Ya burung Ga itu mulai turun kebumi dan bergerak lagi,
Lukanya mulai sembuh, mungkin memang hanya butuh istirahat sebentar, untuk mengembalikan kondisinya yang tak fit, setelah dalam perjalanan antar musim dia berhadapan dengan badai yang cukup besar. Badai yang menghantam dan membuatnya jatuh kedasar lembah yang dalam, hingga dia harus merangkak dan melatih dirinya agar bisa terbang lagi..tinggi..tinggi jauh tinggi ke awan
Untunglah ada burung kecil dan Allah disisinya, so she has someone to turn around, someone to count. She also has a faith to Allah, so even it is very hard to climb…but with His willingness, he can do it. How tall mountain to climb...how hard a foot to step forward, as long as He is in her side... everything will be alright, that faith always in her mind
Tapi, baru saja melangkah beberapa langkah...
Angin besar menghembus menerpa wajahnya yang sedang belajar tuk terangkat kembali,
Angin itu membawa kabar yang cukup membuat luka yang mulai mengering ternganga kembali. Meskipun luka yang terkoyak kembali itu kecil, tapi cukup membuatnya mengambil langkah mundur dan ragu untuk mengangkat wajahnya menatap dunia...
Burung kecilpun mulai menari..berkeliling dan berucap nyaring...
Allah akan mendampingimu untuk melangkah Ga, jika engkau senantiasa ikhlas atas semua keputusanNya dan senantiasa menggantungkan hidupmu padaNya
Hidup ini tak akan berhenti hanya karena Engkau takut untuk menghadapinya
Roda dunia akan terus berputar meskipun kau diam terpaku tak mau melangkah
Apakah kau akan tetap hidup dalam ketakutan?
Sementara kau diminta untuk ikut membangun sebuah peradaban...
Allah akan memilihkan jalan terbaik untukmu burung Ga...
Jalan yang terbaik, hingga saat kau tersadar, kau akan banyak bersyukur atas semua takdir hidup yang Allah pilihkan untukmu Ga...

So fly... fly away as high as you can...
Fly around the world with your strong wing
Spread your love in a blue sky...
So u can make the sky brighter and brighter than ever before...

Lagi rame soal poligami neeh, semenjak merebak berita Aa Gym punya istri lagi,
Awalnya gak ngeh, ee dimelek-in ama PM nya Pak Arul, hihihi jadinya ikutan aware juga.
Dengan penampilanku yang sekarang, tak jarang orang bertanya...
What do I think about poligami?, I said I agree, I don’t have any doubt about it, Allah make these rule is for goodness. Then they gave me more question, and what if my husband (someday if I have ones J) want to marrying another women? I said, before I give him permission or no, I’ll ask him first, “Can you sure that you’ll treat both of us in fairness (adil)?”, if he ask that he can, then this is a start for me to make a decision. I know is not an easy question and easy decision to make….
Now after I heard a statement from Aa Gym and his wife, The Ninih…I have a different point of view, not just about fairness…

Jadi gini,
Ceritanya, sore itu abis jadi panitia walimahan, aku kelelahan bangeeee…t. sambil merebahkan badan, aku mendengarkan radio MQ. Sore itu ada konfrensi pers dari Aa gym dan Teh Ninih. Sayup-sayup ku mendengar akupun mengiyakan alasan Aa Gym. Di masyarakat kita berkembang opini dan pemahaman untuk tidak mau mengakui bahwa poligami itu dihalalkan. Mereka tidak mau mengakui bahwa poligami itu lebih baik dibandingkan perzinaan dan hubungan gelap. Aku setuju bahwa masyarakat harus dibangunkan serta disadarkan pada sebuah kenyataan bahwa poligami adalah hukum dalam Islam yang telah Allah tetapkan dan diperbolehkan dilakukan oleh laki-laki.
Kemudian akupun terlelap dalam kelelahan yang sangat, hingga tak lagi menyimak terlalu banyak
Aku terbangun juga akhirnya saat telepon berdering...
Saat pembicaraan di telepon usai, akupun kembali mendengarkan MQ Radio, yang kembali menyiarkan siaran konfrensi pers Aa Gym dan Teh Ninih tadi siang, saat ini giliran Teh Ninih yang berbicara...
Entah, karena sesama wanita, aku melihat sebuah ketegaran dan kepedihan sekaligus (Teh, afwan ini asumsiku, luruskan bila aku salah ya...), aku merasa menjadi seseorang yang mengerti apa yang dirasakan Teh Ninih
Tiba-tiba muncul sebuah pemikiran yang mengusik hatiku,
Betapa orang yang kita cintai-pun hakikatnya bukanlah milik kita,
Tertegun saat beliau mengatkan,
”Allah Maha Pencemburu, dengan kejadian ini mengingatkan teteh untuk lebih menautkan cinta teteh padaNya”,- maaf jika redaksinya salah, tapi intinya kaya gitu :D
Ya, betapa suamiku (nanti) adalah hakikatnya bukan milikku. Mungkin saja karena cintaku yang teramat sangat, Allah ingin menguji dan mengingatkanku, bahwa hakikatnya suamiku (nanti) adalah milik Allah dan mudah bagiNya untuk mengambilnya atau membaginya dengan satu, dua atau tiga perempuan yang lain. Jikalau aku mendapatkan suami yang shaleh, apakah tidak berhak wanita lain untuk merasakan keshalehannya, kasing sayangnya, kepemimpinannya ataupun keadilannya. Akupun tersadar dan terkesiap, jika nanti ”da’wah menginginkan”, maka aku harus siap membagi suamiku (nanti) dengan orang lain ataupun hal lain...
Once again...suamiku (nanti) bukanlah hak milikku pribadi...
Allahu’alam bi shawab...lintasan femahaman itu yang tiba-tiba terfikir olehku
Entah aku siap atau tidak suatu saat nanti....

Tapi..sekali lagi, pagi ini semua kesetujuanku berubah setelah melihat wajah istri kedua Aa Gym yang begitu cantiknya. Tiba-tiba aku merasa semua alasan yang Aa ungkapkan tidak cukup kuat untuk menikahnya, semuanya menjadi mentah dan terpental jauh...
Mungkin ini dari perasaan ikut ”cemburu” untuk Teh Ninih, perasaan sesama wanita yang membuatku seperti ini...mungkin... aku merasa dan sok’ memposisikan diri berada di posisi teh Ninih...
Betapa beratnya dan betapa (merasa) alasan Aa menjadi seuatu yang tampak seperti debu ditiup angin...
Atau mungkin karena pemahamanku yang sangat dangkal?
Tapi entahlah, aku tetap berontak. Pikirku, kalopun Aa menikah lagi, kenapa tidak menikahi seorang gadis yang telah berumur diatas 35 tahun, mereka yang istiqamah menanti pasangan yang shaleh. Dan jumlah mereka saat ini begitu banyak...
Atau misal janda berumur diatas Aa?
Kenapa????

Astagfirullah’al adzim...
Begitu banyak dzon-dzon buruk berkelebat...
Padahal Aa Gym adalah saudaraku seIslam, tak layak satu muslim mencurigai muslim lainnya...
Akhirnya, aku kembali beristighfar banyak-banyak dan mengembalikan semuanya pada Allah...
Apapun yang dilakukan Aa Gym, hanya Aa Gym dan Allah-lah yang tau niat sebenarnya, dan akupun tak berhak untuk menjudge atas semua pilihan Aa Gym...
Walopun sulit, saat ini aku masih berusaha untuk menghilangkan prasangka buruk pada saudaraku semuslim ini...
Dan tetap berdoa semoga beliau bisa membentuk keluarga sakinah mawadah wa rahmah dengan kedua istrinya...
Hingga bisa dijadikan role model bagi masyarakat muslim bahwa poligami itu dibenarkan dalam Islam. Dan bukan hal yang sulit membentuk keluarga SAMARA meskipun dalam poligami...jika memang poligami itu didasarkan pada pemahaman yang benar sesuai dengan syariat islam
Allahu’alam bi shawab,,,
Dibalik semua sikap persetujuanku atas poligami dan membenarkan bahwa ini adalah proses yang dihalalkan dalam islam, aku masih tak sanggup menerima jika suatu saat nanti harus menjadi istri kedua, bagi siapapun...
Karena, tak terbayang untuk ”menyakiti” hati wanita lain, hati saudariku yang lain, meskipun wanita lain itupun yang memintanya...
Allahu’alam bi shawab, semoga pemahamanku dan sikapku ini tidak dianggap sebagai pengingkaran atas hukum poligami.
Karena insya’Allah aku yakin, Allah menghalalkan suatu hukum karena begitu banyak hikmah di dalamnya
Allahu’alam bi shawab