Tuesday, February 27, 2007

Tidak dapat digambarkan, perasaan ku ketika mendengar berita pernikahan adikku itu. Kaget, senang, sedih, marah juga, semua rasanya campur jadi satu. Kaget, tentu saja kaget. Karena berita ini datang pada saat yang benar – benar tidak terduga. Senang, tentu saja senang. Semoga Allah jadikan pernikahan ini sebagai buah yang manis dari pohon kesabaran yang telah ditanam dan dirawatnya selama ini. Marah, mungkin bukan marah. Hanya sekedar perasaan kesal, mengutuki diriku sendiri. Kenapa tidak ada firasat sedikit pun bahwa hal ini akan datang. Dan juga sedih, lelaki sholeh yang telah Allah pilihkan untuknya akan membawa nya pergi jauh untuk waktu yang cukup lama.

**********

Adikku sayang, sebelum lelaki itu kelak menyita perhatian mu, sebelum lelaki itu kelak mengambil sebagian dari cinta yang selama ini kau berikan untukku, izinkan aku untuk berterima kasih padamu. Terima kasih karena telah mengizinkanku menjadi bagian dari cerita hidupmu, terima kasih karena telah menjadi bagian yang menghiasi hari – hariku. Sekian lama kita berteman, I could always turn to you. Kau selalu ada untuk mendengarkan semua keluh kesahku. Mengingatkanku dengan caramu sendiri. Menjadi bagian dari kekuatanku untuk menjalani hari – hari yang sulit. Terima kasih untuk semua itu. Terima kasih karena telah membuatku merasa nyaman. Aku selalu dapat tampil dalam wujud yang teraneh sekalipun dari keseluruhan kepribadianku. Sekali lagi, terima kasih untuk semua itu. Hanya Allah lah yang mampu memberikan balasan yang terbaik.

**********

Selamat adikku. Selamat menjalani kehidupan pernikahan mu. Pasti kau sudah menantikan hari itu sekian lama bukan ? Hari dimana seorang lelaki sholeh akan datang kepadamu, meminta mu dari ayahmu. Dan semenjak hari itu, ia akan terus menjaga, menyayangi dan memeliharamu dalam kebaikan. Walalupun berakhirnya penantian itu tidak menghilangkan kegundahanmu.

Terasa sekali bukan ? Saat kegundahan itu datang, kau hanya mampu memohon kebaikan , rahmat dan ridha Allah semata. Terasa sekali tidak ada yang bisa menenangkan kegelisahan jiwa akan sebuah keputusan yang besar untuk menikah kecuali dengan berserah kepada-Nya.

Menikah memang bukan perkara mudah. Karena dia adalah awal dari sebuah perjalanan panjang. Dan dia juga merupakan gerbang menuju dimensi yang sama sekali baru bagi seorang manusia.

Walaupun begitu Allah sebenarnya telah mempersiapkan begitu banyak pintu kemudahan untuk perkara ini. Mengawali segala sesuatunya dengan awal yang baik dan di ridhai oleh Allah adalah salah satu syarat dibukakannya pintu kemudahan itu. Dimulai dengan niat yang ikhlas dan orientasi yang benar. Karena keikhlasan hati dan tujuan yang benar adalah kunci kebahagiaan hidup berumah tangga.

Ikhlaskan niat, bahwa pernikahan adalah salah satu manifestasi keta'atan kita kepada Allah. Dan oleh karena itu, pernikahan yang akan diwujudkan adalah pernikahan di jalan Allah, pernikahan atas dasar komitmen terhadap da'wah, dan pernikahannya para pejuang. Bukan sekedar menikmati romantisme hidup yang dibingkai oleh cinta yang semu.

Luruskan orientasi bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita jika kita terus membujuk-Nya dengan ikhtiar dan do'a - do'a yang kita panjatkan. Luruskan orientasi kita bahwa jika kita berusaha menyempurnakan keimanan kita maka Allah akan mempertemukan kita dengan orang yang kualitas keimanannya pun sebanding dengan kita. Bahkan sebagai tambahannya, Allah sertakan pula ketenangan hati, kelapangan serta kemantapan dalam menerima pemberian terbaik dari Nya.

Syarat lain menuju terbukanya pintu kemudahan dalam pernikahan adalah tawakkal. Jalani saja segala sesuatunya seperti yang Allah minta. Nabi Musa pun tidak pernah bertanya ketika beliau diminta memukulkan tongkatnya ke laut merah. Sampai kemudian Allah menurunkan rahmat dan pertolongan-Nya dengan cara itu.

**********

Genggamlah tangannya, katakan kau sayang padanya. Bangunlah komunikasi diantara dua hati yang tidak saling mengenal sebelumnya. Cinta memang anugrah dari Allah, tapi terkadang cinta itu harus diupayakan. Bukalah lebar – lebar pintu hatimu, dan mohon lah kepada Allah pertolongan untuk melakukannya.

Berusahalah untuk menerima suamimu apa adanya, karena kita tidak akan pernah bisa mencintai seseorang dengan sesungguhnya dan dengan perasaan cinta yang mendalam sebelum kita menerima dia apa adanya. Dan menerima tidak selalu berarti bahwa kita menyukai kekurangan dan kelemahannya. Menerima lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir dari kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang.

He may not be the perfect one of all, but be sure that He’s the best one that God has sent to you.

**********

Selamat mengarungi bahtera rumah tangga. Kapal yang kau tumpangi masih berjalan dengan tenang, mengarungi samudra kehidupan. Kau akan merasakan begitu banyak keindahan dan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan itu tidak selamanya, sayang ... Angin yang bertiup tidak akan selamanya tenang. Allah pasti akan memberikan ujian.

Dan ketika masa – masa itu datang, masa dimana kapal ini mulai bergoyang, dan urat – urat syaraf seolah terus menerus menegang dalam rangka menahan kesabaran. Masa dimana keistiqomahan dan cinta dihadapkan pada karang. Ingatlah bahwa perjalanan ini diawali dengan ikhlas, memasrahkan segala urusan pada Allah. Berazzam untuk tetap berdiri di atas jalan keta’atan pada Allah. Perjalanan ini diawali dengan cinta. Dengan penuh kasih sayang dan pengertian.

Maka dengan keistiqomahan, keikhlasan, cinta, kasih sayang dan pengertian, serta dengan berpegangan tangan jua lah kita dapat terus menjalaninya. Dari awal, sampai kelak Allah memisahkan kita dan orang yang kita cintai di dunia dan semoga mempertemukan lagi di jannah-Nya.

Karena menikah adalah pelajaran kesabaran dalam madrasah kehidupan ...

Dan kesetiaan adalah bintang di langit kebesaran jiwa ...

Barakallahulaka wa baraka ‘alaika wa jama’a baina kuma fi khair. Semoga rahmat, kasih sayang dan hidayah Allah selalu menyertai setiap langkah yang diayunkan.

Cimahi, 8 Januari 2007

I wish you could see all the tears that falling down from my eyes right now

~upi~

Tuesday, February 20, 2007

Baru baca imel…tentang Bukan Sekedar Sarang Laba – laba… di sebuah milis

Trus dibawahnya ada alamat blog sang penulis

Ku klik d….

Menemukan tulisan – tulisan didalamnya….

Tulisan seorang adik yang dulu pernah ”bekerja” di tempat yang sama...

Subhanallah,

Dulu pertama kenal, beliau sebagai mahasiswa baru dengan semangat baru...

Kini, dia tampila sebagai sosok ”baru”..at least bagiku...

Ternyata adik –adik yang dulu tampak sebagai adik kecil dihadapanku,

Kini telah menjadi barisan "pemimpin" di kampus ini..


By the way...

Bukan itu yang ingin kusampaikan...

Tergugah dari tulisan di Blognya yang judulnya

”Kisah Anak Manusia”

Disana tertulis...

”Pada dasarnya manusia, entah dia sudah berapa tahun liqo, berapa banyak hafalan, betapa bersih dan sholehnya dia-tapi kamu ganti liqo dll dengan apa gitu-, pasti punya ‘kecenderungan’ atau rasa simpatik. Kalaupun tidak lama, setidaknya pernah. Saya percaya itu. Entah karena satu kegiatan, kepanitiaan, atau ketemu dimana. Dan dengan kecenderungan itu, manusia punya harap. Dan ketika akhirnya ‘hidup bersama’ dengan orang yang kita cenderung tadi, pun bukan dosa. Selama caranya dan harapan dipelihara dengan benar, yaitu dengan apa yang telah Islam ajarkan”

Ya…rasa itu akan selalu ada, rasa yang bermula simpatik dan kagum…

Tinggal bagaimana kita menyikapinya…

Akankah kita biarkan rasa itu berkembang...

Atau kita menej sehingga tak berlarut..larut...

Katanya, rasa itu berkembang karena adanya kesempatan..

Maka, jangan biarkan kesempatan itu datang

Jangan kita ciptakan kesempatan itu...

Dan katanya, rasa itu berkembang karena kita kurang kesibukan...

Maka carilah sejuta kesibukan...

Banyak sekali amanah yang harus kita selesaikan...

So..for love seeker..

*hehhehe bahasanya ngarang....

Find u’re love with d best way …

Alaaaaaaahh maksudna naonnya..pake bahasa sunda aja kali ya..^_^

Intinya…

Temukan Cinta….lewatNya…

Insya’Allah kau akan bahagia….

Monday, February 19, 2007

kurang lebih setaun aku mengenal mereka,
menyelidik setiap kata,
mengartikan setiap gerakan jiwa,
mencoba memahami, meski mungkin tak bisa kupahami,
mencoba bijaksana walau mungkin terkadang tak bisa
melebarkan kedua tangan untuk memberikan mereka pelukan,
semoga dengannya jiwa - jiwa muda itu bisa tenang,

setaun aku belajara dari mereka,
tentang ketulusan jiwa, kemurnian hati bahkan semangat untuk terus mencari
setaun aku belajar dari cerita mereka, ucap mereka, tingkah mereka,
taukah dek'.....kalian adalah murabbi bagi jiwaku,
setiap perjumpaan selalu kuhisap beribu ma'na dari aura -aura jiwamu

hingga...
rasa cinta tak terelakan,
rasa sayang begitu besar,
tak ingin berpisah, ingin selalu bersama,
ah dek..salah satu kekanak-kanakan teteh keluar ya?
seperti sejuta kekanak-kanakan teteh yang telah kalian tahu
tapi sungguh...
teteh begitu mencintai kalian

kini saat yang "ditakutkan" itu tiba,
kita harus ber"pisah"

dengan sejuta tangis yang tertahan,
teteh selalu bilang...
ini proses tarbiyah...
you'll find a new horizon in your life...
walopun jujur, tak ingin me"lepas" kalian dek'
tapi yaaa...
ini proses tarbiyah bagi kalian dan terutama bagi teteh

dek'...
insya'Allah, Dia akan mengikatkan hati - hati kita...
semoga bisa dikumpulkan kembali dalam janahNya...
serta senantiasa terangkai dalam shalat - shalat malam kita...
hingga jiwa yang telah terikat cintaNya, bisa senantiasa terjalin mesra...

i LuV u all dek'
maafkan tak bisa memberi banyak...
justru teteh yang mengambil begituuuu...banyak
semoga cinta ini adalah cinta karenaNya...
hingga Dia berkehendak mengumpulkan kita kembali dalam lingkaran - lingkaran di taman surga...
aamiin.....

*detik..deti..menit..menit diantara selang waktu yang tersisa untuk berada dalam lingkaran yang sama dengan mereka...hmmmm...pingin nangis d!


Aku meraba sebuah jiwa,

Yang kuingin dia bahagia,

Menumbuhkan sejuta rasa dibalik semua kelemahan kami berdua


Terkadang beribu imaji tentang sebuah kesempurnaan, berkelebat dalam benak

Terkadang imaji itu tak bisa kutemukan dalam jiwanya

Namun imaji yang lain yang berbeda ada dalam salah satu sudut hatinya

Membuatku terpesona

Membuatku terpana

Hingga akupun harus senantiasa melatih rasa

Agar melihat sejuta imaji yang dia punya

Menggantikan angan-angan yang hanya akan melelahkan jiwa


Aku meraba sebuah jiwa,

Dimana letaknyapun aku masih bertanya,

Hati – hati coba meraba,

Takut tergores takut terluka,

Walaupun kadang lelah menerpa,

Tapi aku akan terus berusaha,

Hingga aku bisa menemukannya,


Mungkin sampai saatnya nanti,

Jiwa itu tak kan pernah bisa kutemukan tempatnya,

Tapi setidaknya,

Aku tak melukainya terlalu banyak,

Aku bisa membahagiakannya meskipun tak banyak,

Aku bisa membuat sebuah telaga untuknya

Tempatnya untuk berteduh dan beristirahat

Tempatnya untuk melabuhkan sauh kehidupannya







Thursday, February 15, 2007

14feb07 == 7:03:40 PM

mmmh... aku cuma pengin jadi suaminya rela... suami yg baik...:)

....................................................
.........................................................

and i'am speechless

Wednesday, February 14, 2007


imel dari seorang sahabat yang masuk ke milis...

semoga bisa diambil manfatnya...

maaf ya bu, belum sempat minta ijin...

kalo tak kau ijinkan, insya'Allah akan kuhapus postingan ini...

Assalamu'alaykum wr.wb.

Dari seorang ummahat, teteh cintaku... semoga bermanfaat.

Hanya pada-Mu lah kami beribadah, dan hanya pada-Mu lah kami mohon pertolongan

Iyya kana'budu... Misi hidup untuk beribadah pada-Nya, memiliki spektrum yang sangat luas, untuk setiap nafas, setiap gerak, setiap urusan.

Tetapi, alih-alih menjadikan setiap gerak adalah ibadah, bahkan ibadah yang 'ibadah', ibadah mahdhoh pun seringkali sulit dilakukan sebagai ibadah. Sholat yang tak seberapa, tak seberapa lama dan tak seberapa khusyu'. Sedekah yang tak seberapa, tak seberapa banyak dan tak seberapa ikhlas dan lain sebagainya.

Apatah lagi menjadikan mencari nafkah sbg ibadah, melayani suami sbg ibadah, menanggungjawabi rumah tangga sbg ibadah, mencari ilmu sebagai ibadah, mandi sbg ibadah, makan sbg ibadah dst..dst..

Allah memberi jawaban atas kelemahan-kelemahan tersebut. Iyya kana' budu diirini dengan wa iyya kanasta'iin. .. hanya pada-Mu lah kami mohon pertolongan.

Isti'anah, terus dan terus memohon pertolongan- Nya, untuk menjadikan setiap urusan sebagai ibadah, bermohon pertolongan, diberikan-Nya kesempatan dan kemauan dan kemampuan untuk ibadah.

Menjaga konsistensi ibadah yang diiringi dengan isti'anah memerlukan mujahadah yang dimulai dengan terjaga dari tidur lelap (al yaqdhoh), yaitu penyadaran dan kesadaran diri akan misi penciptaan, selalu dan selalu mengingat, mentafakuri dan menyadari misi penciptaan diri. Untuk menjadi hamba-Nya, beribadah kepada-Nya.

Kesadaran (terhadap misi hidup) akan terhenti tanpa dikuatkan dengan tekad (al 'azaam), kehendak untuk menunaikan misi (hidup) mensyaratkan dimilikinya pengetahuan yang menggerakkan diri untuk beramal yaitu al-fikroh, sehingga diri tak sekedar tahu, tetapi tahu-tahu (pengetahuan/ ilmu) yang mempunyai daya dorong berkarya. Maka terlahirlah sebuah amal seorang 'abiid.

Penjagaan amal ibadah (istiqomah) ditajamkan oleh kejernihan pemandangan mata hati (al bashiroh) yang akan senantiasa jernih oleh muhasabah dan taubat. Maka insyaAlloh diri-diri menjadi ahli hikmah, yaitu hamba dengan tingkat kemawasdirian tinggi, sehingga tidak menyepelekan amal ibadah dan mengentengkan dosa.

wassalam,
Didin


Hari ini, 14 februari

Hari yang istimewa untuk kami

Bukan karena ini hari Valentine...

Uuuuu mana ada kita rayain hari valentine...ga musim..iya ga mas?

14 Januari,

Saat Mitsaqan Ghalizha terangkai...

Saat ayahku melepaskan diriku,

Saat tanggung jawab terhadapku beralih kepundakmu...

Saat dimana dirimu menjadi orang yang harus aku hormati lebih dari siapapun...

Saat dimana aku melabuhkan hati hanya padamu

Kini, sebulan sudah

Dan kita terpisah

Mengingat kembali hari – hari yang pernah dilalui bersama,

Mengingat dan menyimpannya rapi dalam memori terdalam,

Sebagai sebuah kenangan

Semoga akan makin menumbuhkan rasa

Hingga, meskipun saat ini dirimu tak lagi disisi,

Aku masih bisa merasakan kehadiranmu,

Teruntuk seorang lelaki yang kini hadir menemani…

Terimakasih atas sebulan yang menenangkan...

Atas semua yang pernah kau beri...

Atas semua yang telah kau bagi...

Atas semua cinta dan kasih sayang yang teramat besar kurasakan...

Semoga hari – hari yang telah dan akan kita lalui senantiasa mendapatkan berkah dariNya


Suatu sore aku bertanya pada seseorang,

Teh….apakah itu cinta?

Ko berbeda rasanya seperti ketika di masa lalu, di jaman jahiliyah ketika kita punya “kecengan”?

Rasanya meledak..ledak...dan tak sanggup bertemu dengannya...

Setiap bertemu dada berdegup kencang...

Tapi yang kurasakan sekarang adalah...

Rasa nyaman berada di sampingnya, rasa ingin selalu bersamanya, rasa takut kehilangan, rasa tak ingin membuatnya terluka, ingin selalu membahagiakannya, ingin selalu menghormatinya...

Lalu diapun berkata...

Itulah cinta...

Tapi ko berbeda?

Karena cinta di masa lalu dipenuhi dengan nafsu semata…

Dan cinta saat ini ádalah karunia dariNya…

Cinta yang diliputi oleh cintaNya…

Bukan hanya nafsu semata….

Semoga…

Dan saat ini dadaku masi berdegup kencang,

Karena khawatir memikirkannya…

Memikirkan orang yang kucintai, apakah dia baik – baik saja berada disana…



*in Oppinet, feb1307



Mmh, harus bersabar…

Ternyata diagnosa itu benar,

Siang ini, rasa kantuk tak kuat kutahan,

Hingga kuputuskan membuat secangkir kopi-susu...

Ngantuknya ilang siiiyyyy, tapi sakitnya mulai terasa,

Ah terlalu sombong memang, ga mau dengar kata dokter

Auu....sakiiittt bangeettt...

Astagfirullah ’al adziim...


*semoga tulisan ini bisa jadi pengingat agar lbh disiplin terhadap makanan...

Saturday, February 10, 2007

oia...
banyak teman..sahabat yang ga datang k nikahanku, pingin liat foto nikahan
katanya sih pingin liat suaminya rela yang mana...
tapi...
maaf banget,
rela ga mau nunjukinnya...
bukan karena mo nyembunyiin suami kayak artis yang berinisial IK...
tapi lebih kepada,
rela ga nyaman orang lain liat foto itu...
karena....
relanya aneh.."full make-up"
intinya, relanya ga PD..hehehe ^_^
jd kalo mo tau yang mana suamiku....
mmh
liat aja di FS nya suamiku..^_^
disitu ada fotonya...(hehehe tentunya....)
dan ada foto kami berdua....
hehe (lagi)....
kalo di FS-ku, aku gak berani masang foto b2....
nti ada yang sewot.....
*piiiissss......yang ngerasa jangan tambah sewot ya...
eit tapi bukan karena itu saja siyy...
serasa ga biasa aja, selama ini juga rela gak berani masang foto sndirian yang keliatan wajah jelas...
nah lho ko tiba-tiba abis nikah pasang foto b2....
mmh intinya..belum berani...
jadi biarlah suami tercinta saja yang pasang foto kami...
cieeee......
ya gitu d!

Friday, February 09, 2007

oia.......
baru nyadar..
rela ga masang undangan nikah di blog....
upppsss....
hehehe,
ya namanya juga proses serba cepat, jadinya ga sempat...
ya walopun moment-nya tak sempat tertuliskan disini..
tapi insya'Allah terekam dalam ingatan

Ingin kembali mengeluarkan loncatan kata di dalam jiwa…

Apa ya...

Tak ada ide,

Apa ya…

……………………………….

…………………………………………

…………………………………………………..

Hening di dadaku,

Tak ada kata yang berdesakan ingin meloncat keluar dari jiwaku

Tapi, aku kangen..ingin kata itu keluar..

Ayo dong,

Munculkan kata-lata yang bisa menggugah jiwa,

Jangan hanya terdiam,

...................................

.....................................................................

...................................................................

Ya mungkin aku perlu beristirahat, setelah sekian lama emosiku terkuras

Habis......................

Sampaikanlah lintasan – lintasan yang ada dalam hatimu padaNya,

Dia akan mengabulkan yang terbaik yang berhak kau dapatkan

Itulah hikmah yang kusadari selama proses pernikahanku,

Apa yang kuinginkan , Allah kabulkan

Mungkin tak semuanya, tapi hal yang prinsip telah Dia kabulkan

Proses yang cepat...

Aku selalu memimpikan dan mengatakannya dalam hati,

Ahh indahnya jika dari pertama kenal (ta’aruf ) sampai menikah hanya seminggu,

Hati terjaga dan tak usah deg-degan terlalu lama,

Pernikahanku memang tak seminggu pisan prosesnya,

Kalo dari sejak rela terima biodata masku...

Mmh ya ... 2 minggu lewat 2 hari...

Kalo dari sejak masku terima biodataku

Mmh 2 minggu lewat 4 hari ya mas?

Kalo dari sejak aku “sembuh” dan mau mengumpulkan biodata pada “ibuku”…

Yaa….mmh 3 minggu lewat 4 hari…

Hehehe, sejujurnya I didn’t expect to got a husband as this fast,

Sampai – sampai my lovely sister aja kaget pas dikasi tau..”Teh, aku sudah di khitbah”…

How could it be…..

Subhanallah, itulah rizki Allah yang tak pernah kita tau datangnya kapan,

Hanya memang sebelumnya, pernah ada lintasan dalam hati,

Wuaa senangnya jika bisa menghadiahkan kado Lebaran Haji buat Mamah dan Apa seorang calon suami ...

Dan Dia mengabulkannya, suamiku datang ke rumah pertama kali dan meminta diriku untuk dijadikan istrinya pada Apa-ku, pas hari Lebaran Haji...

Ya, proses yang cepat,

Kita bulatkan saja 2 minggu,

Sejak ta’aruf sampai akhirnya akad terucap,

Alhamdulillah, Allah memberi kemudahan

Dari sejak awal, keluargaku mendukung saja walau agak sedikit shock,

Mereka ga tau, kalo siang itu aku keluar rumah untuk ta’aruf

Dan tiba-tiba pulang mengabarkan...

”Mah..Pa..Teh..A, aku mau menikah..”

”Dan jika boleh, 2 minggu lagi..”

Hehe....seruu kan bikin mereka shock... Ups

Tapi alhamdulillah, mereka telah tau ”proses” yang akan dijalani anak bungsunya ketika akan menikah,

Dulu, sempat terucap pula dari kedua orang tuaku...

” Ya kalopun prosesnya hanya seminggu, insya’Allah Apa siap”

Sehingga ketika waktu yang tersedia untuk kami hanya 2 minggu, aku tinggal menagih janji itu dan alhamdulillah Apa mengijinkan

Subhanallah salah satu kemudahan yang Dia beri sehingga prosesku berjalan cepat adalah saat biodata keterima lalu ta’aruf, keluarga intiku sedang kumpul di Bandung,

Sehingga alhamdulillah suamiku bisa menemui orang tuaku di bandung, ga usah ke Talaga dan alhamdulillanya lagi, semuanya sedang berkumpul saat itu...

Mmh kecuali satu kaka ipar yang harus berlebaran di Bekasi

Semuanya tak kusengaja, hanya Dia yang mengaturnya

Sebelumnya, aku memang sudah melobi mereka untuk berLebaran Haji di Bandung

Tapi bukan dalam rangka untuk mengenalkan calon suamiku...

Tak direncanakan tak terbayangkan

Bahkan hari kamis dua hari sebelum lebaran, aku masih ngobrol sama teman dan mengatakan...

” Ya kalian dulu atuh nikahnya yang sudah punya calon, saya mah belum tau kapan”

Subhanallah, Dia memang tau yang terbaik, sehingga semuanya dimudahkan

Begitpun dari fihak suamiku,

Allah memudahkan sehingga keluarganya memberi ijin untuk menikah dalam tempo 2 minggu,

Padahal, suamiku tadinya sempat khawatir tidak mendapat ijin karena kondisi keluarganya yang masih terpengaruh adat tradisional,

Tapi sekali lagi..itulah skenario Allah...Dialah Yang Melapangkan

Jika keluarganya tidak mengijinkan, mungkin harus menunggu 2 bulan sampai suamiku pulang dari Malaysia dan kembali untuk menikah denganku ...

Jujur, itu berat bagiku....

Allahu Akbar, Dia Yang Maha Besar....

Lintasan kedua yang pernah aku sampaikan padaNya adalah...

Aku ingin menikah dengan orang yang tak kukenal sebelumnya...

Aku ingin menerapkan Zero Theory-ku...

Nah lho apaan Zero Theory...

Teori yang ku karang dan definisikan sendiri...

*Halaaaaaaaaaahhh rela pisan nya

Teori itu bermakna...

Aku ingin menilai suamiku dari titik nol...

Belum terframe mengenai siapa dia...

Terkecuali bahwa dia punya femahaman yang baik dan direkomendasikan oleh orang yang baik...dan tentunya disetujui oleh Apa dan Mamah...

Belum ada ekspektasi tentang dia seperti apa...

Hingga ketika aku temukan kebaikan dalam dirinya...

Aku akan bersyukur bahwa ini adalah rizki dari Allah

Kalaupun ada kekurangan,

Aku telah siap dan tidak akan kecewa (terlalu dalam)

Karena itulah suamiku...

Makhluk ciptaan Allah yang sempurna karena kekurangannya...

Sehingga Alhamdulillah,

Kehidupan 2 minggu yang sempat kami jalani bersama bersisian sebelum dia pergi,

Berlangsung tanpa ada kekagetan yang berarti dari diriku,

Dan tak ada kekecewaan,

Karena aku melihatnya sebagai sosok yang baru kukenal

Yang telah kusiapkan hatiku untuk menerima ”bentuk” dia yang ”teraneh”pun

Ups it doesn’t mean that he weird....

Maksudnya…setiap orang unik, dan saya insya’Allah siap untuk itu

Subhanallah…ternyata, selama 2 minggu keberadaannya disisiku…

Ucap syukur yang senantiasa ada akan keberadaannya….

Eeeh..ga tau ya kalo dari sisi suamiku,

Mendapatkan karakter istrinya yang aneh tak seperti kebanyakan akhwat lainnya....

Kaget mungkin ya....hehehe...

Kalo soal inimah tanyakan saja langsung padanya...

Tapi ini tak berarti bahwa ketika kita mengenal calon suami kita itu hal yang tidak baik...

Bukan, bukan berarti seperti itu...

Hanya mengatakan,

Aku lebih senang jika tak mengenalnya sebelum akad,

Hingga bisa membersihkan hatiku dari harapan – harapan akan kesempurnaan pribadi seseorang yang tampak dari luar

Dan subhanallah, Dia mengabulkannya...

Seriuuuuuuuuuuuuussssssssss asliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,

Aku tak pernah tau, bahwa di kampusku ada seseorang bernama Teguh Prakoso,

Padahal tempat kerja kami terhalang satu gedung,

Padahal tulisannya kadang menghiasi milis-milis yang kami ikuti...

*Itumah dasar saya nya aja yang gak perhatian ma isi milis...hehe...

Padahal pula, teman – temanku disekitar, tau dengannya..

Yaa walopun hanya tau nama,

At least they know...

And I don’t ...

*Rela yang aneh....yaaaaa

Tapi aku bersyukur karenanya,

Karena aku baru mengenalnya setelah akad terucap

*Da atuh pasca ta’aruf sebelum nikahmah hanya komunikasi masalah teknis aja…

Jd ga bisa dan ga mau menyimpulkan dia seperti apa,

Lintasan selanjutnya adalah,

Ketika aku ingin walimahku dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan,

Ya,mungkin pemisahannya tak terlalu rapih dan bagus,

Bahkan ketika siang menjelang udah ga jelas...

Tapi alhamdulillah pas siang-kan tamunya udah dikit..jadi insya’Allah tamunya tidak terlalu membaur...

Ya Alhamdulillah, keluargaku menyetujui untuk pemisahan tamu,

Sore setelah mas-ku pulang dari kunjungan pertamanya ke rumahku yang di Bandung,

Kami sekeluarga mulai membicarakan teknis

Pembicaraan mengenai acara pernikahan yang akan dilangsungkan dengan walimah atau hanya akad saja, mulai didiskusikan...

Saat itu, karena tak mau ambil pusing..(masih kaget dg rencana nikah haha ) akhirnya aku hanya berkata pada keluargaku tercinta...

”Ya mangga saja mau sama walimah atau tidak, satu yang rela inginkan, tamunya dipisah TITIK”...

Alhamdulillah keluarga langsung setuju, teteh-ku yang kedua yang paling mendukung dan memBack-up sampai hari H...

Ketakutan akan keluarga besar yang gak setuju juga ternyata tidak terjadi...

Saat rapat keluarga mereka setuju saja,

Walaupun tetap saja pada saat pelaksanaannya ada saja suara sedikit miring dari keluarga besar...

Ya kuanggap wajar, ini hal yang baru untuk mereka...

Bahkan pertolongan Allah itu pula datang dan menguatkanku...

Saat Apa sempat ”mengusulkan” sedikit perubahan setting untuk acara besoknya...

Alhamdulillah dengan ”ke-keukeuhanku” akhirnya Apa mengalah sampai terucap kata darinya yang membuatku terharu...

”Yaa kalo orangtuamah pada dasarnya ikut apa kata anak”...

Huaa...huaa....aku ingin menangis rasanya...

Rabbi...terimakasih telah mengaruniakan mereka sebagai Ayah..Ibu bagiku

Sebenarnya...

Ada lagi lintasan-lintasan yang lainnya yang telah Dia kabulkan...

Tapi terlalu pagi diungkapkan disini...

Yang jelas, aku tak perlu menuliskan berpuluh – puluh kriteria tentang suami yang kuinginkan di biodataku...

Dia akan mengabulkan keinginan hati yang terbaik untuk kita, tanpa perlu kita tuliskan...

Allah telah mengabulkan kriteria yang kurasa merupakan hal yang prinsip bagiku...

Karena, selama 2 minggu kami bersama,

Aku telah menemukan hal yang aku impikan selama ini ada pada suamiku kelak, ada pada mas-ku...alhamdulillah

Allahu’alam bi shawab...

Semoga dengan semakin berjalannya waktu,

Aku dan suamiku bisa saling mengetahui masing – masing kami apa adanya...

Mungkin 2 minggu terlalu sebentar,

Masih banyak yang belum kami tahu,

Tapi semoga seperti apapun kami,

Dia memberikan kelapangan dan keIkhlasan diantara kami…

Agar kami bisa menerima pasangan kami apa adanya…

Aamiin...

Wednesday, February 07, 2007

mas-ku bilang...
seorang mba terharu dengan salah satu puisiku di blog ini...
akupun terheran...
aku tak merasa pernah bikin puisi,

semua tulisan disini, tak satupun merupakan puisi,
hanya loncatan - loncatan kata yang keluar dari jiwaku,
tak pantas untuk dikatakan sebagai sebuah puisi...


*pesan untuk seorang sister..yang insya'Allah sedang mencoba merajut silaturahim bersamanya

banyak yang ingin dituliskan..tapi harus khusyu ga bisa sambil lapar kaya gini...
nunggu makanan....
aaa.....ghhhh lapaaaaaaaaaaaaarrr..
ups....

sore, menjelang...
jam 5, biasanya sudah mulai deg-degan..
mmh soalnya bentar lagi harus pulang....

inginnya waktu berhenti...
selalu tak mau untuk pulang,
masih ingin selalu depan kompiku,
sampai akhirnya,
dia memaksaku pulang..^_^...

masih ingin "disisimu" sebenarnya...
aah manjanya aku...

sampai sore ini...
aku pulang terlambat,
setelah dapat ijin tentunya,
hingga dia lah yang pulang duluan,

rasanya....
aneeeh...

hingga tertulis offline message ini

rela: mas..offline ya..
rela: ko sedih rasanya...
rela: mmh selalu tiap sore menjelang, tak ingin pulang karena masih ingin bercerita dan berbincang denganmu...
rela: biasanya rela yang pulang duluan...
rela: sekarang mas yang pulang duluan..rasanya aneh...
rela: Yaa Rabbi...
rela: jika yang terbaik adalah kami terpisah seperti ini...
rela: kuatkanlah hati dan jiwa kami....
rela: tapi andai aku boleh meminta....
rela: aku ingin berada di sisi suamiku secepatnya....

inginnya...selalu membuatnya bahagia,
walaupun terkadang sulit,