Sunday, January 02, 2011

berdagang.. ehh..

jangaan berdagaaang...
ups salah, eta mah harusnya begadang jangan begadang lagunya aki Oma

saya dilahirkan dari keluarga keturunan pedagang tapi gak PD berdagang..
Almarhum Bapa Aji, dan Almarhumah Ema Aji (Haji), kedua Kakek dan nenek saya dari Mamah adalah pedagang yang alhamdulillah sukses pada masanya. Bahkan alhamdulillah mampu mewariskan beberapa toko untuk anak-anaknya. Meskipun saat ini hanya sedikit yang menjadi pedagang

begitupun Almarhum Bapak Ude dan Mak Ude, panggilan untuk Kakek dan nenek dari Apa adalah pedagang. Bapak ude adalah pedagang keliling, bahkan sampai ke ujung timur pulau Jawa. Apa saya suka diajak dagang sampai ke ujung timur pulau Jawa itu. Hingga ketika kami tour mengunjungi Bapak dan Ibuknya Mas Teguh di Tulung Agung, Apa menceritakan kembali napak tilas perdagangan yang dilakukannya bersama Almarhum Bapak ude tercinta...
Heeemmmh mengharukaaan...

Meskipun berasal dari keluarga pedagang, namun Mamah dan Apa bukanlah pedagang. mereka berdua adalah Guru. Keduanya sama-sama memiliki cerita tentang perjuangan untuk dapat terus melanjutkan sekolah.

Mamah, yang setiap selesai satu tahapan jenjang sekolah selalu diminta menikah oleh kedua orang tuanya. Namun setiap kali itu pulalah dia melobi Paman-pamannya agar mau membujuk Bapak Aji agar mengijinkannya terus sekolah. Hingga alhamdulillah Mamah bisa kuliah sampai tahap Sarjana Muda dan menjadi Guru.

Begitupun Apa, ketika berdagang berkeliling Jawa, Apa pernah menangis di hadapan bapak Ude karena ingin terus melanjutkan sekolah.
*maaf ya Pak,' rahasia'nya diungkapkan disini, agar menjadi teladan untukku sepanjang masa
Dan demi terus sekolah juga, Apa sempat berhenti untuk bekerja setelah lulus PGA (setiingkat SMA). Serta untuk tetap bisa melanjutkan sekolah di IAIN, Apa kuliah sambil bekerja. Alhamdulillah Apa juga selesai menamatkan sarjana muda seperti Mamah.
Alhamdulillah, tak lama setelah menamatkan sarjana muda, keduanya pun menikah

Kecintaan mereka pada sekolah, pada belajar, itulah yang senantiasa ditanamkan kepada kami anak-anaknya. Sehingga keadaan sesulit apapun, Mamah dan Apa tetap mengutamakan sekolah. Meski jajan ngirit, tempat kost sempit, makan pun seuprit, namun sekolah harus tetap diutamakan

Meskipun sampai saya sekolah SD, Mamah dan Apa masih memiliki satu toko mebeul dan juga punya usaha tenda untuk pernikahan. Tapi mereka tidak pernah mengajarkan untuk berbisnis, menganjurkan untuk berdagang, ataupun berusaha mewariskan salah satu usahanya. Hanya satu prinsip yang kami ingat, kami harus sekolah

Namun, meskipun tidak pernah di didik secara explisit untuk berdagang, namun keduanya senantiasa mendidik kami untuk mandiri, serta berfikir kreatif dan senantiasa berusaha dalam hidup. Jadi, kami empat kakak beradik walopun tidak pernah dididik untuk menjadi pedagang, namun semuanya pernah merasakan berdagang untuk menambah bekal dari kedua orang tua, ataupun untuk menambah belanja dapur. Yup Teteh dan Aa saya pernah berdagang sepatu, bed cover, baju, kosmetik dll.

Pfuiiih.. perjuangan....

Sayapun ternyata tanpa sadar berdagang juga (heuheu gak mau ngaku) pas kelas 3 SMA. Saya lupa bagaimana mulainya, yang saya ingat ada yayuk jamu yang jualan ke depan kamar kost saya di Gerlong, Bandung. Selain jualan jamu, si yayuk juga jualan gorengan, donat dan gemblong. Mungkin awalnya saya mencoba membawanya ke sekolah, dan dijualkan kembali ke teman-teman dengan untung Rp 50/buah. Alhamdulillah laku keras, kalopun gak laku, sisanya saya makan sendiri .

Namun, akhirnye berhenti juga. Kalo gak salah karena merasa capek dan riweuh harus melayani berjubelnya pembeli (hahahahaha.. hipebola banget daah ), sementara saya masih pengen gaul ... .

Lalu sayapun pernah berjualan kosmetik A**N selama kuliah. Berhenti karena males juga bulak balik ke stockist tapi barangnya gak ada hehehe....Sementara beban kuliah di itebe makin hari makin menumpuk.

Dari dua kali pengalaman berdagang (yang saya ingat) itu, dua duanya tetap menyisakan perasaan gak PD dalam berdagang, serta merasa tidak kuat dengan penolakan.. cieeeeeeeh .
Maksudnnyaaaa???
Ya yang namanya berdagang, pasti kan ada saatnya gak laku, ada saatnya ketika kita udah menawarkan tapi gak ada yang mau beli. Nah saya merasa sakiiiit hati, dan gak kuat kalo barangnya gak jadi dibeli hehehehe... Mentalnya gak siap kayaknya ...

Sehingga berdagang bukanlah suatu 'pekerjaan' yang akan pertama saya pilih. Saya juga merasa tidak terlalu PD untuk membujuk orang lain agar menyukai barang dagangan saya. Itulah mengapa saya tidak pernah PD untuk berdagang. Setiap kali ada yang mengajak berdagang, saya tidak pernah berani untuk maju...

Begitupun ketika sampai ke negri jiran ini, ketika banyak saudari-saudariku, ibu-ibu yang sangat berjasa dan bersahaja menganjurkanku untuk berdagang disamping sekolah, jawabanku tetap sama, "Gak bisa"

Hingga tibalah saatnya, ketika beasiswa terhenti. Maka 6 bulan sebelumnya, saya mulai memikirkan alternatif lain mencari maisyah dengan berdagang. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Namun, satu hal yang terpatri dalam hatiku. Alloh swt telah menetapkan rizki pada setiap hambanya. Dan merupakan sunatullah, bahwa rizki tersebut harus diusahakan, harus dijemput. Berhubung saya gak bisa masak, gak bisa bikin kue, gak bisa menjahit, maka berdagang adalah pilihan yang paling memungkinkan.

Saat ini, subhanallah, sudah hampir 1.5 tahun saya berdagang. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan, yang tidak pernah saya yakini bahwa saya memiliki hati yang cukup luas untuk sebuah penolakan ketika dagangan saya tidak diminati pelanggan. Namun ternyata Alloh memberikan saya rizki melaluinya.

Yup, saya memang pernah ingin bekerja dari rumah, memiliki usaha di rumah tapi bukan berdagang menjualkan barang orang lain.
Tapi Alloh swt ternyata punya rencana lain dalam mendidik saya...

Tidak pernah terbayangkan, berdagang ini menjadi mata pencaharian utama bagi kami sekeluarga. Tak pernah membayangkan bahwa produk yang ditawarkan diminati oleh pasaran.
Subhanallah ... Alhamdulillah ..

Alloh lah Yang memudahkannya, Allohlah yang menghantarkan rizki bagian kami dari berdagang ini. Meskipun merasa tidak berbakat, tidak mampu, namun saya yakin ketika kita berusaha, Alloh tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha kita ...

Tak pernah terfikirkan sebelumnya bahwa saya akhirnya menikmati profesi sebagai pedagang ini, dan insyaAlloh berencana untuk tetap menjemput rizki dengan cara berdagang, selain dengan cara yang lain yang saya bisa.

Kenapa?

Karena begitu banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari berdagang...

Ketika berdagang, saya belajar untuk menjadi orang yang berpasrah padaNya setelah berusaha. Tak seperti orang gajian, menjadi pedagang kadang jualannya laku kadang sepi. Apalagi ketika kebutuhan mendadak tiba-tiba datang, maka pengharapan kepada Alloh begituuu besar, agar hari itu mendapatkan rizki yang baik. Hingga di setiap harinya senantiasa meminta agar dimudahkan rizki, dilapangkan hati dan dikuatkan jiwa untuk senantiasa bersyukur atas rizki yang diterima hari itu.

Berdagang juga membuat saya menikmati setiap sen uang yang saya peroleh. Apalagi jika barang jualannya secara kredit, maka setiap kali ada yang bayar, rasanya luaaaaaaarr biasa. Seperti menemukan oase di gurun pasir ... .
*hihihi hiperbole lagi..

Berdagang membuat saya belajar untuk mempercayai orang, belajar untuk berbagi...

Kefahaman tentang rizki tak seperti hitungan Matematika pun saya dapatkan dari berdagang. Terkadang kita berfikir untung yang besar adalah dengan nominal yang banyak. Namun, ketika kita membangun sistem kerjasama dengan bagi hasil, alhamdulillah keuntungan pun tetap diperoleh. Dan InsyaAlloh lebih barokah ...

Berdagang juga membuat otak saya senantias berfikir, jika model ini sudah tidak laku lagi, apa yang harus saya lakukan. Hemmh.. agar pemesanan bertambah, trik apa selanjutnya. Berfikir dan berfikir... kadang lelah, namun itu membuat otak saya bekerja. Semoga juga menjadi pencegah agar tidak mudah tumpul

Tangis, tawa, bahagia, duka, kecewa... pernah dirasakan...
Mata bengkak karena menangis semalaman? Itu juga pernah hehehe.. dasar cengeng yaa..

Tapi subhanallah, begitu banyak riak yang di dapat, begitu banyak juga hikmah yang bisa di ambil...
Merasa di dewasakan olehNya dengan berdagang ini ...

So.. jika ada masa, kesempatan, serta keadaan memungkinkan..
Saya ingin tetap berdagang...
Agar tetap dapat mendapat tarbiyah yang luar biasa itu ...

semoga senantiasa dikuatkan, dilapangkan.. dan dimudahkan ..
aamiin

^__^

No comments: