Friday, October 01, 2010

[Xenohobia] In Memoriam seorang Teman


Muka oriental bermata sipit sangat sulit ditemukan di kampungku. Ketika beranjak ke ibukota kabupaten, barulah penduduk kampung bisa bertemu dengan mereka.

Tak adanya komunikasi yang intensif, serta lebih cepatnya isu berhembus, membuat berbagai cerita tak sedap tentang mereka berseliweran di sekitarku.

Aku gadis kampung yang mulai merantau ke ibu kota provinsi ketika SMA, mulai berkenalan dengan teman-teman multietnis. Berbekal didikan kedua orangtuaku untuk tidak berburuk sangka dengan siapapun, maka alhamdulillah akupun bisa berteman dengan teman-teman berbagai suku, termasuk kawan berwajah oriental.

Saat kuliah, lebih banyak lagi teman dari berbagai tempat berdatangan. Teman keturunan oriental pun lebih banyak lagi. Mereka memang dikenal sebagai pribadi yang gigih, sehingga sering menempati prestasi yang luar biasa di kampusku.

Meskipun aku mengenal mereka dengan baik, namun pertemanan kami tidak begitu intensif hingga saya diberi kesempatan bekerja bersama dengan mereka setelah lulus kuliah.

Ya, di Oppinet, sebuah Research Consortium dibawah LPPM ITB kala itu, aku bekerjasama dengan teman - teman yang luar biasa.

di Dufan bersama para Oppinet'ers, Maria tepat disebelahku memakai topi

Salah satunya Maria. Gadis keturunan cina yang luar biasa baiknya. Jarang-jarang kami menemukannya berwajah muram. Kalaulah berwajah muram, pasti karena sesuatu yang membuat hatinya sangat Bete. Tawa renyahnya pun sering terdengar, lucu dan asik. Tangannyapun ringan membantu, membuat si Rela yang paling oon dibidang pemrograman jadi banyak terbantu.

Beberapa tahun kemudian kami harus berpisah. Maria yang cerdas mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan besar di Jakarta. Kamipun lama tidak bertemu dan bertukar kabar. Hingga terdengar berita, Maria sakit kanker darah atau dikenal leukimia.

Sedih? Tentu, sedih yang teramat sangat. Hanya bisa menanyakan kabarnya ke teman kami yang satu pekerjaan dengannya.
Sedih? Sangat, apalagi ketika tidak bisa ikut menjenguk saat dia dirawat di Boromeus, padahal jaraknya dekat dengan tempat kerjaku.

Perjuangannya untuk melawan kanker sangatlah gigih, hingga berobat ke negri Cinapun sudah direncanakan. Namun entah kenapa hal itu tidak jadi dilaksanakan.

Hingga akhirnya berita sedih itu datang, Maria meninggalkan kami untuk selama-lamanya.

Meskipun kedekatan kami tidaklah begitu lama, dan mungkin tidak sedekat yang lainnya. Namun Maria menggoreskan kenangan yang indah dalam benakku. Pribadi yang sangat santun, ceria dan penolong. Membuyarkan isu-isu yang sering berseliweran tentang warga keturunan.

Memantapkan satu lagi panah pelajaran dalam benakku, bahwa kita tidak bisa menilai orang hanya dari isu yang berhembus. Kenalilah dengan baik, maka kau akan menemukan sejuta pesona yang tak pernah kau bayangkan..

in memoriam Maria

-------::----------------
kalo masih sempet, ikutan lagi lombanya Mbak Lessy

No comments: