Thursday, September 02, 2010

wafa: 2 Tahun



assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatu wafa shalihah...

hari ini genap usiamu 2 tahun ya Nak. Tak terasa sungguh tak terasa, ah si Umi jadi cirambaian begini geulis..... Cirambaian karena terharu.. hiks hiks..

Banyak banget yang ingin Ummi sampaikan, Umi tulis satu-satu yaa..

Diawali dengan weaning with Love-nya Wafa yang agak beda dari definisi selama ini. Terinspirasi dari definisi weaning with Love yang difahami selama ini (Ummi lupa source- MPnya), maka Ummi sudah membahasakan tentang menyapih ini dari sejak bulan April akhir, ketika teman sepermainannya Wafa sudah pada disapih. Waktu itu yang Ummi sampaikan bahwa Wafa sudah besar, sudah tidak boleh menyusu lagi. Teman-temannya Wafa juga sudah tidak menyusu. Wafa-pun tampak faham tak faham ya Nduk?

Kalo Ummi tidak lupa, alhamdulillah waktu itu 2 malam Wafa tidak menyusui. Namun si Ummi jadi gamang, soalnya Wafa belum genap 2 tahun, masih punya hak untuk menyusui. Jadinya ya gitu d, plin-plan. Ditambah setelahnya Wafa demam, jadi aja makin gak tega. Dan ternyata efeknya lebih parah, karena si Ummi melanggar peraturannya sendiri bahwa Wafa sudah tidak pantas nenen lagi tapi teuteup dikasi, jadinya Wafa makin histeris kalo gak dikasi nenen.

Kalo ditanya "Wafa tos ageung (Wafa sudah besar)?, maka dia ngangguk, "Tos teu nenen deui (sudah tidak menyusui lagi)?, diapun ngangguk. Tapi kalo sudah pengen menyusu, bisa histeris dan bikin luluh si Ummi. Karena produksi ASI juga yang kian menipis dan stress kali yaa sama writing, jadinya terkadang sakit kalo menyusui, sehingga si Ummi ini suka bilang begini,

"Wafa nen-na atos nya, wafa kan tos ageung, Ummina auh",

"Wafa sudah ya nenen-nya, Wafa kan sudah besar, Umminya sakit", begitu kira kira terjemahannya..

Kadang Wafa ngangguk, kadang makin gak mau melepaskan diri, harus dibujuk lama..

Karena seringnya kejadian ini, sampai pada suatu hari Wafa ber-ekting menyusui si Beri, boneka kesayangannya lalu kemudian berkata pada Beri,

"Beri, tos nya? Ateung, aauuuh", ujarnya.

"Beri sudah ya? (sudah)Besar, sakiit", sambil melepaskan Beri dari pelukannya..

Haha, sampai menyerap gitu bujukan si Ummi sama Wafa...

Sampai akhirnya, di suatu petang ketika kami jalan-jalan beli makan ke U7 terjadilah dialog antara ibu dan anak berikut ini,

"Wafa tos ageung (sudah besar)?, dan dia pun mengangguk. "Tos teu nenen deui (Sudah tidak menyusu lagi)?, kembali gadis mungil itu mengangguk, "Nyaan (betul), janji?, kata Ummi, "Iya", kata Wafa.

Sepulang dari sana si Ummi pun berfikir, Wafa berjanji, fahamkah Wafa akan makna 'janji'. Kata janji itu adalah sesuatu yang abstrak, sesuatu yang didefinisikan dengan pemahaman, tingkah dan perbuatan. Jika janji ini dengan mudah dia langgar, maka mungkin akan tepatri dalam benaknya bahwa janji boleh dilanggar, dan itu amat sangat bahaya.

Sehingga, malam itu Ummi bertekad untuk benar-benar menyapihnya. Mungkin akan sakit, tapi semoga akan memberikan bekas yang baik selama hidupnya, mematri sebuah kata janji dalam benaknya dengan baik. Aamiin..

Maka hari itu, 3 Agustus 2010 Wafa disapih. Wafa mengamuk, tentu saja. Dia tak mau minum, terus mengamuk. Awalnya tak mau Ummi peluk, namun akhirnya tertidur dalam gendongan Ummi. Tengah malam bangunpun penuh perjuangan, Ummi peluk lagi dan alhamdulillah tidur lagi. Perjuangan hampir selama seminggu, menidurkan Wafa adalah yang paling berat, karena kalo pagi dan sore Wafa bisa dialihkan dengan hal yang lain.

Alhamdulillah sekarang Wafa sudah tidak menyusui lagi, tapi masih sering tampak tergoda . Sering bilang juga, "Nenen dede?", maksudnya Nenen untuk dede bayi? Lalu Ummi berkata,"Iya, ceuceu kan sudah besar".

Atau kadang bilang mau nenen, lalu Ummi senyum dan bilang aah maluu, wafa kan sudah besar dan kemudian Wafa pun tersenyum.

Sempat timbul perasaan bersalah karena Wafa disapih belum genap 2tahun perhitungan bulan Masehi, tapi kalo dihitung dari bulan hijriyah, alhamdulillah pas 2tahun. Jadinya mengobati rasa bersalah Ummi.

Oia sejak awal proses menyapih ini, si ummi makin sering membahasakan ke Wafa kalo Wafa sudah besar, jd Ummi suka nanya,

"Wafa mau adek?", dan dijawabnya dengan anggukan yang pasti. Tapi setelahnya Wafa kemudian bilang dedek bayi sambil menunjuk ke dirinya, lalu ber-ekting jadi bayi dan minta gendong bayi. Lama-lama Ummi menyadari, mungkin yang wafa fahami bukan wafa mau punya adek, tapi wafa mau jadi adek bayi

Tapi kemaren sepulang dari klinik, si Ummi nanya lagi,

"Wafa mau punya adek?", dan lagi dijawabnya dengan anggukan.

Lalu Ummi cerita kalo di perut Ummi ada dedek bayi . Awalnya Wafa bingung. Kemudian Ummi bilang, iya di perut Ummi (insyaAlloha da dedek bayi), coba Wafa elus dan sayang...Lalu Ummi pun menunjukan buku ensiklopedia anak, dimana disana ada gambar janin didalam perut.

Lama sekali Wafa mencoba mencerna, alhamdulillah sekarang Wafa sudah bisa bilang, "dedek bayi Wafa di perut Ummi"

Waktu Ummi nelpon ke Aki untuk ngabarin (calon) dedek bayinya Wafa juga Wafanya ikutan bilang, "dedek perut Ummi", katanya

alhamdulillah, semoga makin hari dengan makin membesarnya perut Ummi nanti, Wafa makin faham yaa..

Oia, pelajaran yang Ummi ambil dari menyapih ini. Pertama harus buat milestones yang jelas, jangan terlalu lama dan terlalu mepet. Kedua juga harus tega, karena ketika kita ragu-ragu dan maju mundur, maka akan membuat anak makin rewel dan susah disapihnya. Mungkin terpatri dalam jiwa anak bahwa ibunya masih bisa dibujuk dengan tangisan dan tantrum ..

Nah nah setelah laporan menyapih dan insyaAlloh kehadiran dedek bayi baru, mari kita tuliskan perkembangan Wafa ...

Wafa sudah bisa berhitung, awalnya..

satu, dua, tilu, opat, lima, tujuh, elapan, embilan, epuluh, ebelas..

sekarang menjadi

satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, elapan, embilan, epuluh, ebelas, tiga puluh . Juga punya lagu paporit tentang angka yang nadanya ciptaan sendiri, Ummi gak bisa nyontoinnya by tulisan, tapi yang jelas nyanyinya nyebutin angka-angka gt d!

Tapi hitungan ini hanya dalam ucapan, kalo diminta menghitung ada berapa jumlah suatu benda, tentu saja Wafa akan berhitung dan kemudian meneruskan hitungannya meskipun benda yang dihitung sudah terhitung semua

Wafa sudah ingin dilibatkan dalam semua kegiatan, nyapu, ngepel, ambil makanan, pakai baju, melipat baju/mukena/sajadah, sikat gigi, membersihkan pipis dll. Pokonamah sadayana, dan biasanya diiringi kata "gak boleh", maksudnya gak boleh dibantuin

Sudah bisa diajak ngobrol dua arah dan juga membahasakan situasi yang dilihatnya. Seperti tadi malam, dilihatnya dek Umar menggulingkan badan, lalu datang Teteh mendekati dek Umar dan menggendongnya. Lalu Wafa lapor ke Ummi,

"Umaaa guling, Umaa nong Teteh", artinya "Umar terguling, Umar digendong Teteh"

Wafa juga sudah ingin mengatur, terutama sama Abahnya...

Suka bilang "abah sini, abah ayoo, abah gek (duduk) sini, abah gak boleh".. serta yang lainnya..

Jailnya juga suka keluar, menempati tempat duduk yang tadinya kami dudukin. Masuk lift lalu merentangkan tangannya, gak boleh gak boleh katanya, maksudnya gak boleh berdiri disepanjang rentangan tangannya. Lalu kami godain, berdiri justru pas di tempat yang dia bilang gak boleh, dan reaksi Wafa ketawa ketiwi d!

Kalo sama Abah ada tambahan, ketika Abah pulang malam dan bunyi pintu tanda Abah datang sudah terdengar, maka Wafa akan segera berlari ke kasur Abah dan menempatinya. Hahaha, iseng nurun ti saha iyeu teh?

Tapi kata gak boleh ini juga jadi andalan kayaknya, kalo ada kawannya mau pinjam mainan, keluar kata gak boleh. Ada mainan di tempat umum yang bekas dipakai Wafa trus yang lain mau pakai, Wafa bilang gak boleh. Seriing banget bilang gak boleh

Gimana yaaa cara menguranginya, apa karena si Ummi keseringan bilang gak boleh ya?


Oia wafa sudah mengenali kalo namanya adalah Asiah Wafa Shahidah. Sering terjadi kejadian kayak gini,

"Ini siapa?"

"Ceuceu", jawabnya,eh trus diralatnya,"Eh butan(bukan), Asiah"

"Trus ceuceu wafa mana?",

"Hmmmh", dia tampak berpikir, "ap (HP Ummi maksudnya)", atau "Pie (Lapie Ummi)". MAksunya ceceu Wafa ada di hp dan Lapie Ummi dalam bentuk rekaman

Atau sering bilang Wafa Hidah alias Wafa Shahidah.

Selain mulai mendefinisikan dirinya sebagai ceuceu, asiah, wafa, dan dedek bayi, Wafa juga suka mendefiniskan dirinya (berakting) jadi meong, lalu menyebut Ummi sebagai Ummi meong dan Abah meong . Dan mendefinisikan dirinya sebagai Wafa si meong ini cukup ampuh meredakan kerewelannya, dan tantrumnya. Apalagi kalo ditambahin gaya mengelus leher dan jentikan jari perintah mendekat. Heuheu imajinasi yang aneh..

Eh eh oia, Wafa juga udah tau kalo nama Umminya Rela dan Abahnya Teguh. Jadi suka bilang "Ummi La", tapi kalo untuk Abah teuteup "Abah ceuceu"..

Nah, di bulan Ramadhan ini tarbiyah juga untuk Wafa untuk lebih mengenal mesjid. Kalo Ummi tarawih insyaAlloh diajak. Biasanya anteng kalo ada teman mainnya, walopun teuteup bulak balik jalan ke depan Ummi. Tapi beberapa hari yang lalu sempat diajak kenalan sama seorang anak dengan cara yang tidak biasa, anak itu mukul -mukul Wafa sampai si Ummi ikutan ngalangin sambil sholat. Jadilah Wafa menangis dan minta gendong selama Ummi sholat...

Pas i'tikafpun begitu, ketika Wafa bangun, dia minta gendong.. Hiks hiks.. mungkin masih perlu waktu lagi untuk Wafa bisa memahami ya Nak..

Tapi tampaknya Wafa seneng d ikutan i'tikaf, soalnya banyak kawannya. Saking senengnya Wafa baru tidur jam 00.25, itupun karena ngantuk beratzzz. Sebelumnya dia memperhatikan terus seorang abang yang mainin selimutnya, dan tentunya tak lupa diikutin sama Wafa

Alhamdulillah Wafa cukup kooperatif, tidak terlalu sering kebangun dan nangis di malam i'tikaf yang pertama. Shalihah suka i'tikaf sayang? Yuk kita i'tikaf lagi ya Nduk. Semoga dirimu makin mencintai masjid

Selama Ramadhan ini kami sering keluar malam, hingga Wafa makin sering menikmati indahnya malam. Dia paling suka melihat bulan sabit, dan akan teriak teriak "Bulan bit", ataupun ketika melihat bintang dia berkata, "tang". Lalu Wafa pun berkata, "Bulan bit ceuceu", lalu Ummi menjawab, "Bukan, bulan sabit punya Alloh". Hingga diapun akhirnya mengetahui bulan sabit, bintang, matahari, pohon milik Alloh swt. Lalu sering terdengar ucapan, "Bulan bit Awwoh", atau "Tang Awwoh", ataupun, "Awwoh Abar (allohuAkbar)"..

Mungkin wafa belum faham makna dan hakikat Alloh, namun setidaknya Wafa mengenal kata Alloh serta mengetahui bahwa Pemilik hal-hal yang indah yang dikaguminya adalah Alloh swt.

Aamiin...


wisssshhhh panjangnya,.. heeemmh ada yang kelewat gak ya?

Apalagiii yaaa..

Oia, alhamdulillah walopun awal bereaksi dengan menangis, dengan teriak, namun ketika Ummi melarang sesuatu dan menjelaskannya, di lain waktu Wafa akan faham. Misal ketika hari hujan sehingga Wafa gak boleh main perosotan. Awalnya nangis keras dan ngamuk. Lalu Ummi bilang, kalo hari hujan, wafa bisa sakit kalo teuteup main. Dikemudian hari ketika Wafa akan main perosotan dia akan mengkonfirmasi ulang, boleh kan, hujan gak? Dan tentu saja ketika tidak hujan, Ummi ijinkan

Wafa juga sudah mulai mau memakai kerudung/topi keluar, ditambah dengan meletakan kerudung bekas pakai ke tempat khusus yang dia definisikan sebagai tempat menyimpan kerudung.(Haha, nurun ti saha nya? Si Ummina mah sok teu pararuguh nyimpen nanaon teh)

Dulu, wafa sering ogah pakai kerudung. Ummipun gak maksa, takut trauma. Selain itu juga karena Wafa sering biang keringat kalo kepanasan.

Akhir-akhir ini Ummi sering mengajak Wafa pakai kerudung or at least pakai celana panjang kalo keluar. Jangan sexy-sexy amat lah, biar membiasakan diri kalo keluar bajunya jangan terbuka.

Sekarang kadang mau kadang nggak kalo pakai kerudung. Pernah suatu hari Ummi membujuk Wafa pakai kerudung dengan mengatakan Ummi berkerudung, Bi Etri juga. Lalu Wafa menjawab, "Abah dung?". Haha abah mah laki-laki Neng, jadi gak pakai kerudung. Hehe entah faham atau tidak tentang ini..

Pernah sekali waktu ketika Wafa ngajak Ummi keluar, Ummi bilang,"Sebentar cari kerudung dulu", lalu Wafa pun ribut mau nyari kerudung untuk dipakai olehnya sendiri...

Dari sini si ummi belajar, bahwa insyaAlloh Wafa akan belajar dari lingkungannya. Saat ini Ummi tidak memaksa untuk memakai kerudung, tapi insyaAlloh kalo Wafa melihat Ummi memakai kerudung kalo keluar, maka insyaAlloh pelan-pelan pemahaman itu akan ada..

aamiin..

laporannya begitu dulu yaa, teulat pisan tapi tak apalah...

23 agustus 2 tahun yang lalu kita sama - sama berjuang agar dirimu bisa terlahir ke dunia ini, dan Allohpun mengijinkannya..

mari kita berjuang lagi sayang, berjuang agar Alloh swt mengijinkan kita berkumpul di jannahNya..

aamiin

No comments: