Tuesday, October 17, 2006

Aku bukanlah seorang analis atau cendikiawan
Hanya melihat sebuah kenyataan

Sampai saat ini, aku masih 'berkeliaran' di sekitar kampus
Kurang lebih 7 tahun aku disini,
Melihat perubahan, pertumbuhan dan kematian,
Semakin hari aku semakin sedih, sangat sedih
Karena kampusku makin tampak elit and Untouchable for a poor one

Andaikan memang kesejahteraan di negriku menanjak, maka amatlah wajar ketika kampusku di penuhi orang berduit,
Tapi jikalau kau melihat keluar dari sarang emas ini, maka kau kan melihat kemiskinan dimana - mana
Artinya, kampus ini hanya diisi oleh orang berada,
Orang yang dengan uangnya bisa memilih sekolah swasta andai sekolah negri tak bisa menampungnya
So, kemankah saudaraku yang lain,
Akankah mereka semakin bodoh?
Sekolah negri saja tak mampu mereka ikuti, apalagi sekolah swasta...
Poor my country...poor...

Katanya, ingin mencerdaskan bangsa
Tapi mempersempit peluang rakyatnya untuk pintar
Jika ilmu hanya berputar diantara orang berduit, maka monopoli akan merajarela
Kemiskinan makin menggila, dan bangsa ini makin terpuruk, jauh...jauh...jauh...kedalam
Ahh poor my country poor...


BLT mmh biaya langsung tunai?
Eee apa namanya ya?
SLT, sumbangan langsung tunai, akan dievaluasi...
...
Mmh ya...ya...ya
Dari dulu, aku gak setuju BBM dinaikan,
Karena akan memberikan dampak buruk yang lebih banyak,
Belum lagi mekanisme pembagian SLT sebagai, result subsidi ulang dari BBM, tidak jelas mekanismenya

Aku, sekali lagi bukan pengamat ulung, kafaahku tak banyak
Hanya mencoba berfikir simple...
Jika BBM naik, harga bahan makanan naik, maka dibutuhkan tenaga yang lebih banyak untuk menjemput rizki di setiap keluarga, itu logikanya
Jadi andaikan-pun sekolah gratis, maka masih akan ada sejuta anak yang tidak bisa sekolah
Bukan (hanya) karena tidak sanggup akan biaya yang notabene, katanya GRATIS,
Tapi lebih kepada, bahwa 'tenaga' mereka, 'waktu' mereka dibutuhkan untuk mencari nafkah
"Untuk apa sekolah jika perut lapar, mungkin tak akan sampai ke sekolah, keburu lemas dijalan"...

BBM subsidi tidak mendidik dan membuat manja?
Ok, itu (mungkin) ada benarnya
Tapi pertanyaannya,
Haruskah subsidi itu dicabut sekarang?
Pertamina merugi!!!!
Entahlah, dengan segala fasilitas yang dimiliki, bukankah sebaiknya di'selidiki' dahulu manajemennya?
Atau, mmmh
Kembangkan energy alternative!!!!

Barang sepuluh atau dua puluh tahun berhematlah, berkorbanlah
Untuk mendapatkan bibit - bibit baik,
Jikalau nanti bangsa ini berisi orang cerdas yang bisa menjadi Khalifatul fil Ardhy yang Adil,
Maka insyaAllah kesejahteraan bangsa akan meningkat,
Hingga jikalau subsidi full dicabut, manggalah bae...
InsyaAllah rakyat siap dan mampu menghadapinya
allahu'alam bi shawab

Atau apakah ini yang kau inginkan,
Status Quo,
Dimana kekuasaan berputar disekitar orang yang sama,
Mirip kisah kaum Quraisy yang melakukan 'perlawan' dengan gigih terhadap Risalah Rasulullah, karena khawatir system yang menopang kekuasaan dan kekuatannya akan terserabut karena adanya Manhaj Islam yang Syumul (Menyeluruh)
Allahu’alam bi Shawab

Masih menunggu, akankah langkah - langkah yang diambil pemimpin bangsa ini selanjutnya akan lebih cerdas...

Don’t know... lah, we wait and see, ok!

Rabby, jadikan aku orang - orang yang mendapat RahmatMu...
Amiiin

No comments: