Tuesday, December 13, 2005

Kramer VS Kramer

aku menonton film itu (lagi), setelah seblumnya ga sadar kalo aku nonton film yang sama ...

cerita tentang seorang ibu yang meninggalkan suami dan anaknya...
dengan suatu 'alasan'....

******************************
jikalau alasan itu, seperti yang dibilang suaminya pada anaknya....
" ibumu tidak bahagia bersama ayah"...
yah mungkin saja, tapi kenapa anaknya ditinggalkan...
tak tega rasanya,
aku dan ibuku menangis melihatnya....
ah aku belum-lah lagi menjadi seorang ibu, tak adil untuk melihatnya hanya dari satu sisi...

ketak-bahagiaan seorang istri dengan segala definisinya...
mamahku juga pernah berkata....
seorang istri harus 'sabar' dengan segala definisinya...
karena 'hanya' dengan ketangguhan seorang istri dalam menjaga biduknya, maka pernikahan insyaAllah akan 'bertahan' ....
ah aku belum-lah menjadi seorang istri, tak pantas untuk meng-iyakan nasihat mamahku...

tapi,
pernah kulihat di salah satu episode 'Oprah Winfrey Show' tentang begitu banyaknya penganiayaan psikis dari seorang suami ke istri...
mereka tak pernah memukul istrinya, mereka 'hanya' berkata kasar...
tapi ternyata 'luka' tak berbekas itu tertinggal dalam...
tapi para suami itu merasa semuanya baik-baik saja...
dan tidakmenyadari bahwa mereka telah menganiaya, membuat istrinya tak bahagia...
ah aku belum-lah menjadi seorang istri, tak pantas men-judge para suami seperti itu...

toh ada kisah nyata,
seorang rasulullah yang memperlakukan istrinya begitu santun...
bahkan tak berani membangunkan aisyah kala malam tlah larut dan dirinya baru sampai ke rumah...
ada juga kisah seorang Utsman bin Affan yang tlah berumur, tapi mampu mengikat gadis muda bernama Nayla...
bukan karena harta, bukan karena jabatan...
tapi cinta yang tulus serta perlakuan adil menempatkan setiap pribadi sesuai hak dan kewajibannya....
bukankah istri itu ladang tempat bercocok tanam...
agar hasilnya baik, tentulah harus dirawat dengan cinta dan kasih sayang,
bukan dengan exploitasi dan penganiayaan besar-besaran...
tentulah tanah itu akan mengering dan tak bisa menumbuhkan sebatang pohon-pun
maka itu, rawatlah baik-baik 'ladang'mu
ah aku belum-lah menjadi seorang istri, hanya bisa berdo'a agar bisa merasakan menjadi istri, seperti istri rasulullah dan sahabat

******************************
jikalau alasan itu adalah karena eksistensi pribadi...
merasa tak berada di dunia ketika hanya menjadi seorang istri, pendukung suami...
bukankah raut kebahagiaan anak dan suami lebih dari segalanya
menjadi tiang penyangga kehidupan...
menjadi penyokong dibalik kesuksesan suami dan anak...
mendapatkan peluang jihad dengan melahirkan...
mendapatkan posisi spesial dengan syurga berada dibawah telapak kakinya
ah aku belum-lah menjadi seorang istri, bahkan saat ini aku masih berfikir apa yang membuatku bahagia bukan apa yang membuat orang lain bahagia...

mungkin itulah yang mereka cari, 'eksistensi' perempuan...
menunjukan apa yang dibisa, bekerja mencari jabatan hingga ambisi terpuaskan...
bukankah seharusnya kalimatnya diganti,
bukan sebuah 'eksistensi' wahai perempuan....
tapi 'pemberdayaan diri yang terbaik bagi umat' ...
bukan 'pelarangan' bagi muslimah untuk beraktifitas, tapi sejauh mana aktifitas itu bisa membawa perbaikan bagi umat, termasuk keluarganya...
karena dia akan dimintai pertanggung-jawaban...
apa yang telah dilakukannya untuk keluarganya...
tanggung jawab yang berat bukan?
ah aku belum-lah menjadi seorang istri, akupun masih bekerja, belum merasakan bagaimana 'membosankan' nya rutinitas seorang ibu...tak adil rasanya berkata banyak seperti ini

yah ini hanya oleh-oleh dari menonton bersama dengan mamah dan apa .....
semoga renungan ini bermanfaat....
tapi janganlah terlalu diambil hati,
toh yang menulisnya belumlah menjadi seorang ibu ataupun istri...
jadi blum bisa terbukti...hanya renungan ^_^

semoga bermanfaat.....

No comments: