Wednesday, March 30, 2005

Gradasi

Sebelumnya mari kita bagi bahasan kita menjadi tiga termin zaman,
Pertama, zaman dulu banget,
Kedua, zaman dulu,
Ketiga, zaman sekarang,

Dulu… banget, paling males nonton tipi soal berita terkini, abis suka sakit ati. Banyak kedzaliman dimana-mana, tapi saya ga bisa apa-apa, cuma diem dan nangis, I’am no body tea…
Trus anti demo juga, pikir-pikir, ngapain demo? Bikin macet. Mendingan belajar buat ngebangun bangsa dari dalem. Ntar kalo pada pinter kan bangsanya bakalan maju, sehingga ketidak adilan juga bakal berkurang.

Nah itu dulu banget, sekarang maju sedikit…
Dulu, pas mahasiswa, berubah total deh! Jadi semangat buat nonton tipi. Walopun ga banyak, tapi setidaknya ada setitik yang bisa saya lakukan. Mengenal dunia kemahasiswaan, mengenal pergerakannya dan mengenal aksi-aksinya, menjadikan saya merasa ada sedikit manfaat. Laksana pasir di bangunan yang sangat besar, tak terlihat namun bermanfaat. Oke, saat itu saya bukan seseorang yang mampu mengubah dunia dengan tangan saya, tapi saya yakin saat itu saya berada di dalam barisan bersama orang-orang yang menginginkan perubahan. Makanya, saya pernah bilang, bahwa amanah ini, dunia kemahasiswaan ini membangunkan saya dari tidur panjang dan keapatisan. Jujur, saya tidak terlalu lama ada disana dan juga tidak memberikan kontribusi yang berarti. Tapi sebaliknya, dunia kemahasiswaan dan kawan-kawan yang berada didalamnya (terutama ade-ade yang lucu :D) telah banyak memberikan kontribusi yang signifikan bagi pola fikir dan pemahaman saya. Syukran wa jazakumullah khairan katsira ya teman-teman!
Tentang demo? Setuju banget. Ok bikin macet, tapi bayangkan kalo kita tidak bergerak, maka kemacetan akan semakin lama, yaitu kemacetan dalam hal perubahan ke arah perbaikan. Berkorbanlah barang sebentar! Walopun mungkin hasilnya tak selalu terlihat langsung secara signifikan, tapi aksi demo ini bisa bikin geumpeur pejabat-pejabat yang ada di atas sana. Buktinya, setiap rezim di Indonesia bisa berakhir dengan pemicu pergerakan mahasiswa, diantaranya dengan demo-demo itu. Lagian kalo kita adem-ayem aja, ntar mereka ga nyadar kalo ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan. Wong kita teriak-teriak aja mereka tutup kuping ko! Tentang belajar, kan mahasiswa harus bisa belajar dan ber-aksi (cieee… 4JJI Akbar!). Ga berarti kalo sering demo trus ga bisa jadi cendikiawan. Inimah gimana manajemen waktu dan prioritas masing-masing aja. Justru dengan demo inilah saatnya mahasiswa turun kebumi, melihat dan mendukung serta memperjuangkan rakyat yang telah ikut membiayai sekolahnya (ini-mah khusus buat mahasiswa sekolah negeri sebelum jaman BHMN..:D). Bukan hanya berkutat dengan segala materi perkuliahan, toh akhirnya kita akan balik kemasyarakat. Jadi, agar tidak menjadi menara gading, asahlah kepekaan kita dengan berbaur dan berjuang bersama. Walopun tidak setiap demo murni untuk perubahan, tapi disanalah peran sang pejuang yang harus selektif, jangan mau dibayar. Emangnya kita semurah itu? Kalo mau sekalian bayarannya yang tinggi banget, yang kira-kira sepadan dengan jiwa dan kecerdasan yang telah 4JJI berikan sama kita. Tapi dijamin ga akan ada harga yang pantas. Mau gitu kita dibayar semurah itu?

Kini, masa telah menunjukan waktu sekarang.Sekarang perasaan malas untuk nonton tipi menyaksikan berita terkini sedikit-sedikit mulai menyergap. Bukan, bukan karena saya sudah tidak berada di barisan yang menginginkan perubahan, InsyaAllah selama Allah memberi hidayah, saya masih berada di dalam barisan itu. Ikut berbuat dan melakukan sedikit perubahan, tetap sebagai pasir dalam bangunan yang sama. Bukan, bukan pula karena bosan menjadi sebuah pasir dan ingin berubah menjadi bata, toh pasir dan bata sama pentingnya, selama Allah melihat kita. Tapi, rasa itu hadir karena pergerakan yang dilakukan pasca mahasiswa tak seaktif dulu. Dulu ketika ada sesuatu yang tidak beres, kami langsung berkumpul dalam sebuah lingkaran, setidaknya untuk berdiskusi, apa sikap kita, mahasiswa untuk memperbaiki itu. Kini, jangankan ada teman berdiskusi, terucappun jarang. Ketika kembali ke rutinitas, maka dihadapanku ada sebuah computer, yang tidak bisa untuk diajak bicara dan berdiskusi. Teman-teman sekerja-pun tak pernah membahasanya, palingan kalo heboh banget, itupun hanya pembahasan sesaat, tidak menghasilkan sebuah kesimpulan. Sehingga kepekaan itu semakin terkikis membentuk jiwa yang semakin hari semakin kerdil, semakin hari idealisme diri semakin bergeser. Orientasi terus berubah diseputar pemikirkan tempat kerja lainnya yang bisa memberikan penghasilan yang lebih banyak. Astagfirullah…
Insya4JJI masih berada dijalan perubahan…hanya dengan jalur yang lain (kali ya?). Mungkin kini saatnya berada di dunia yang lebih profesional, melakukan perubahan dari tempat kita berada sekarang, melakukan tindakan sesuai dengan kafaah dan keadaan kita sekarang, berjuang dengan bentuk yang berbeda. Insya4JJI… Semoga memang senantiasa terjaga…
Tentang demo? Insya4JJI tetap mendukung, 4JJI Akbar!!!Cuma suka gemes hehehe…pingin ikutan sama mahasiswa untuk berdemo lagi, semangatnya itu lho, perjuangannya itu lho dan ukhuwah yang selalu terasa setiap kali aksi. Memberikan makanan bagi ruh-ku, memberikan stimulus bagi langkah-langkahku. Karena dalam setiap baris yang saya masuki, terdapat beribu wajah penuh keikhlasan dan kesabaran. Yakin hanya 4JJI Yang Memberikan Balasan. Kaki-kaki yang sabar untuk bergerak cepat, menerima perintah dari seseorang, yang bahkan mungkin tidak dikenalnya, tapi terasa ikhlas dan dekat, karena 4JJI telah mengikatkan hati-hati mereka bersama dalam sebuah perjuangan membela kebenaran. Suara-suara itu, yang tak kenal lelah meneriakan lagu perjuangan, yang tak lelah meneriakan ajakan-ajakan kepada kebaikan atau meneriakan ketidak setujuan atas sebuah kedzaliman. Wajah-wajah itu, yang walaupun tampak lelah tapi tetap semangat menelusuri setiap jalan yang dilalui.
Ikutan lagi demo ma adik-adik? Ga ah, bukan lagi masanya, kecuali memang harus. Menyadari, bahwa cara perjuangan kami mungkin aga sedikit berbeda. Bukan, bukan anti demo. Kalo memang perjuangan yang kami lakukan harus dengan demo, Insya4JJI saya siap. Tapi kalo kembali ke barisan bersama ade-ade kecilku, ntar disangka penyusup lagi, ato provokator hihihi… kan ga lucu kalo nanti ketangkep…
Hanya saja ingin kembali berucap…
Bangkit, lawan, hancurkan tirani…
4JJI Akbar…Inna4JJI ma antum (including me :D) … Insya4JJI
Amiin…

2 comments:

Anonymous said...

bukannya yel - yel itu teh bunyi nya :
Bangkit
Lawan
Hancurkan tirani !!!

tul ga sih ?
~upi~

Anonymous said...

Wonderful and informative web site. I used information from that site its great. 26 hummer rim Debts negotiationa northend subaru Cab isuzu pickup single tf window courses portal management Ambien side affects Low interest rate small business credit cards subaru outback and snow chains Virgin teen ass ande pussy Trailer to the sisterhood of the traveling pants adipex+compare