Tuesday, October 18, 2011

Wafa :: Toilet Training

Pfuiiih...

Perjuangan toilet training Wafa ini menguras waktu, tenaga dan emosi..
Cieeh.. gayaa ...

Seperti sudah dituliskan dalam beberapa jurnal sebelumnya, Wafa sudah pandai pup di kamar mandi sebelum usia dua tahun. Namun untuk bagian pipisnya ini yang makan waktuuuu lama.
Alhamdulillah, di usianya yang ke-3 tahun, Wafa lulus toilet training-nya. Bahkan pas tidur pun tidak ngompol

Bagaimana ceritanya?

Heemmh.. nampaknya karakter anak mempengaruhi ya?

Kalo melihat jejak perkembangan Wafa, dia memang anak yang agak lamaaa dalam meraih sesuatu. Bukan karena gak bisa, tapi belum 'mau'.

Wafa baru mau guling umur 5 bulan. Tapi usia 6 bulan langsung bisa merangkak dan duduk tanpa bantuan.

Wafa baru mau jalan umur 1 tahun 2 bulan. Tapi gak pake jalan selangkah selangkah. Gak pake cerita jatuh bangun, kejedut dll. Wafa langsung berjalan dengan lancar. Nampaknya Wafa sudah mampu berjalan sejak lama, namun dia takut. Dan keberanian itu baru ada karena terpaksa. Disaat dia ingin meraih sesuatu dan tak ada yang dapat membantunya, maka Wafa pun berjalan.
Ketika masa 'training', Wafa mau ditatih jalan, tapi setiap kali dilepas pasti langsung duduk. Meskipun kami berdiri dekat Wafa untuk membantunya, namun dia memilih duduk kembali dibandingkan melangkah maju

Nah pas toilet training pun begitu. Maju mundur kemampuan Wafa.
Ketika bicaranya masih belum terlalu lancar, Wafa sering diajak ke WC. Namun jadwalnya tidak pernah tetap. Ketika diajak ke WC satu jam sekali, kadang pipis kadang nggak. Sering juga dalam 5 menit setelah diajak ke WC dia pipis

Ketika sudah pandai bicara, dia juga moody. Kadang mau ngomong kalo pengen pipis kadang nggak. Apalagi kalau asyik main, khusyu nonton tipi, atau sedang bertamu. Sering dia nggak mau bilang kalo kebelet pipis.

Si Ummi cari ide, putar otak. Eh otak gak bisa diputar ya?
Hmmh harus ada sesuatu yang memacu Wafa agar selalu bilang kalo pengen pipis.

Naaah, Ting!!! Ada Ide!!

Suatu malam ketika hendak silaturahim ke rumah Uwa-nya, si Ummi bilang gini ke Wafa,
"Ceu kalo mau pipis bilang ya! Kalo ceuceu gak ngompol (bahasa kami untuk pipis sembarangan), nanti besok Ummi belikan ice cream."
Gadis mungil itupun mengangguk tanda setuju.

Alhamdulillah semalaman itu gak ngompol. Ice cream pun berhasil didapatnya.
Untuk tidur malam pun, saya bilang, "Wafa kalo mau pipis, bangun ya!"
Dan setiap dia berhasil bangun, kami berikan pujian berlimpah

Setelah itu, masih ada bocor dua kali. Salah satunya (mungkin) karena makan jambu air .
Dan malam hari juga pernah ngompol sekali. Selain itu, Wafa selalu bangun kalo mau pipis. Kalau sekarang malah baru pipis pas bangun di pagi hari.

Setiap kali bocor itu, kami langsung mengingatkan Wafa, kalo selama ini dia sudah pandai, kalo pengen pipis selalu bilang. Kalau lagi tidur, Wafa juga pandai bangun.

Alhamdulillah setelah itu Wafa tidak pernah ngompol lagi, dan bilang setiap kali mau pipis.

Semoga di sekolah pun nanti mau bilang ya shalihah :)
Aamiin

*perjuangaaaaaaan ^^

Tuesday, October 11, 2011

menemanimu

selalu ingin menemanimu mencapai impianmu,

namun seringkali engkaulah yang menemaniku mencapai inginku,

aku harus terus belajar dan berusaha,
menjadi seperti Khadijah,

semoga suatu saat nanti ...

aamiin


Wafa :: Orang Indonesia

Dari sejak masih dalam kandungan, Wafa sudah saya ajarkan berbicara bahasa Sunda. Alasannya mengenalkan budaya, memberikan rasa, membentuk pribadinya.


Setelah pandai berbicara, Wafa alhamdulillah tidak mengalami kesulitan berbicara. Dia mampu berbicara Sunda dan Indonesia, sesukanya, sebisanya. Saya pun tidak terlalu mempermasalahkan ketika dia menjawab pertanyaan saya dengan bahasa Indonesia, meskipun saya bertanya dalam bahasa sunda.

Gaya bicara campuran ini makin bertambah serunya ketika Wafa mulai masuk TasKa, atau Play Group. Karena Wafa mulai mengenal bahasa Melayu. Jadilah dia berbicara gado-gado di rumah. Kadang Sunda, Indonesia, dan Melayu.

Namun sejak beberapa minggu ini, saya mulai mengajarkan dia untuk menjawab pertanyaan saya dengan bahasa sunda. Tujuannya agar dia berani dan mampu berkata dalam bahasa Sunda, bukan hanya mengerti saja. Selain itu juga agar mampu berbahasa Indonesia yang baik, tidak tercampur -campur.

Cara saya mengajarkan Wafa untuk menjawab bahasa Sunda adalah dengan membetulkan kalimat Wafa ketika dia berbicara dengan saya. Dan juga mengenalkan bahwa kalo sama Ummi bicaranya dengan bahasa Sunda, Ummi orang Sunda

Karena saya menyampaikan tentang orang Sunda ini, Wafa pun bertanya pada Abahnya,
"Abah orang Sunda?"
"Bukan, Abah orang Jawa," jawab Abahnya.


Naah, tadi ketika berbincang-bincang dengan Wafa sebelum tidur, mulut kecilnya berucap,
"Ummi orang Jawa,"ujarnya dengan kalimat berita.
"Bukan, Ummi orang Sunda," ucap Ummi tanpa maksud membedakan.
Kemudian Wafa menjawab dengan polosnya, "Wafa orang Indonesia."
Good!

Karena Wafa 'blasteran' Jawa dan Sunda, maka Wafa orang Indonesia ya Nak .. :)

hehehe alhamdulillah, putri Ummi dan Abah.. pandaaaiii ...:)


Perbedaan suku ini bukan masalah besar..
Tekad Ummi mengajarkan bahasa sunda pun agar Wafa mampu mewarisi nilai yang terkandung di dalamnya. Ada sebuah karakter yang menurut Ummi terbentuk lewat bahasa. Alasan yang lainnya agar bahasa Sunda ini lestari ..

Kelak ketika kita pulang ke tanah jawa, kaupun harus pandai berbahasa Jawa. MAmpu berbicara dengan Mbah dan keluarga di tanah kelahiran Abahmu dengan bahasa Jawa



Semoga senantiasa diberikan kecerdasan ya shalihah...
memberi maslahat untuk ummat...

aamiin.

Wednesday, October 05, 2011

W:: Tanggung Jawab

Ketika Husna lahir, saya sering mendapatkan pertanyaan,

"Bagaimana, Ceu Wafa cemburu gak?"

Dengan keyakinan kuat saya berkata, "Alhamdulillah tidak cemburu, Wafa baik sama adeknya. Cuma kadang karena gerak motorik halusnya belum sempurna, jadi sering menunjukan rasa sayangnya ke Husna dengan cara yang tidak biasa."

Tentu saja, jawaban itu sebenarnya untuk membentuk paradigma positif dari diri saya terhadap si sulung Wafa. Juga sebuah do'a. Bukankah ucapan ibu itu do'a?

Namun bertambah hari ternyata kesabaran saya juga teruji. Wafa juga menampakan kecemburuannya. Terkadang dia iseng sama adeknya. Bahkan sering melakukan sesuatu yang sepertinya ingin menguji kesabaran Umminya

Daaan...
Saya bukanlah orang yang sempurna. Seringkali kesabaran saya berada pada titik terburuk. Meledak Marah!!!

Alhamdulillah, Alloh mendidik kami dengan skenarionya.

Tibalah saat dimana kami ditinggal bertiga, Ummi, Wafa dan Husna. Abahnya Wafa harus pulang ke Indonesia untuk suatu urusan.

Hari-hari pertama banyak dilewati dengan tangisan dan emosi. Apalagi saya waktu itu diuji dengan flu beraaatttzzzz . Jadilah keadaan rumah kacau balau.

Alhamdulillah, ketika akhirnya flunya membaik, emosi pun ikut turun, dan otak pun ikut berpikir dengan jernih.

Selama ini, Wafa senang sekali jika diminta membantu saya menyiapkan pakaian adiknya, menyiapkan disposable diapers adeknya. Bahkan dengan senang hati membawakan baju dari kamar setrikaan. Mengambilkan minum, atau bahkan mencarikan hape saya yang berbunyi.

"Tiing!" sebuah ide muncul.

Sebagai seorang Kakak, Wafa senang diberi kepercayaan. Apalagi seringkali Wafa mampu mengajak adeknya bermain, bahkan sampai adeknya ikutan tertawa terbahak-bahak.

Baiklah, dengan menguatkan kepercayaan, dan menitipkan jiwa kecil itu pada Rabbnya, Wafa saya beri tugas untuk menjaga adiknya.

Alhamdulillah, dengan kalimat, "Wafa jaga adek ya!" Wafa jadi lebih bertanggung jawab pada adeknya. Menjaganya, mengajaknya main sehingga lupa untuk berbuat iseng. Keuntungan lainnya, saya jadi bisa masak, dan membereskan pekerjaan rumah lainnya.

Tapi tentu saja, mereka tidak boleh ditinggal terlalu lama. Walau bagaimanapun Wafa masih kecil. Banyak hal yang berbahaya yang dia lakukan, dan tidak disadarinya. Jadi tetep saya harus bolak-balik ngecek keadaan.

Apakah keisengan Wafa hilang, cemburunya lenyap?
Oo tentu tidak. Wafa masih sering iseng, kerap menguji coba kesabaran Umminya, dan tak lupa cemburunya juga kadang muncul. Tapi tentu saja intensitasnya berkurang. Selain itu, dengan pemberian tanggung jawab ini, Wafa belajar untuk menjaga adeknya.


shalihah.. rukun-rukun selalu ya sayang ..:)

LuV

Saturday, October 01, 2011

WH :: Ketika Ummi terkapar

kemaren sore, si Ummi terkapar di kasur karena diserang flu yang teramat berat


Ceuceu shalihah dengan lembutnya menyelimuti Ummi. Tubuh kecilnya bergerak kesana kemari merapikan selimut yang berukuran lumayan besar itu agar sempurna menutupi tubuh Ummi yang terbaring lemah. Setelah itu dia memijiti badan Ummi. Meskipun pijitannya terasa sangat pelan, namun ketulusan yang terpancar dari hatinya mampu meringankan rasa sakit di badan Ummi.
"Makasih Ceuceu shalihah."
Wafa tak membalas ucapan terimakasih Ummi. Dia seperti tak mendengarnya, malah sibuk loncat loncat di kasur Abah.
Tiba-tiba Wafa terjatuh di kasur karena menginjak guling yang tergeletak di tengah-tengahnya.
" Ha.. ha.. ha, Wafa jatuh Ummi," suara mungil itu tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang terjatuh ketika melompat-lompat. Si Ummi yang merasa itu bukan kejadian lucu hanya diam saja. Namun Wafa tetap tergelak-gelak.
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, terdengar bunyi gelak tawa yang lebih mungil. Ternyata baby Husna (5m) ikutan tertawa melihat dan mendengar tawa Kakak-nya. Jadilah mereka berdua tertawa tergelak-gelak. Sambung menyambung. Wafa yang makin tergelak melihat adiknya tertawa, begitupun sebaliknya Husna.
"Ummi, ade tertawa.. ha ... ha...ha," ujar Wafa sambil menunjuk adiknya. Begitupun Husna makin keras tertawanya.
Ummi yang tadinya menganggap kejadian itu tidak lucu, akhirnya ikut tertawa melihat dua buah hatinya tertawa dengan renyah.

Alhamdulillah, meskipun kepala terasa berat, Alloh swt senaniasa menyelipkan hiburan dalam hidup kita.

Ceuceu Wafa, adek Husna... akur selalu ya Nak ...
Jadilah cahaya mata Ummi dan Abah

WH :: Ketika Ummi terkapar

kemaren sore, si Ummi terkapar di kasur karena diserang flu yang teramat berat


Ceuceu shalihah dengan lembutnya menyelimuti Ummi. Tubuh kecilnya bergerak kesana kemari merapikan selimut yang berukuran lumayan besar itu agar sempurna menutupi tubuh Ummi yang terbaring lemah. Setelah itu dia memijiti badan Ummi. Meskipun pijitannya terasa sangat pelan, namun ketulusan yang terpancar dari hatinya mampu meringankan rasa sakit di badan Ummi.
"Makasih Ceuceu shalihah."
Wafa tak membalas ucapan terimakasih Ummi. Dia seperti tak mendengarnya, malah sibuk loncat loncat di kasur Abah.
Tiba-tiba Wafa terjatuh di kasur karena menginjak guling yang tergeletak di tengah-tengahnya.
" Ha.. ha.. ha, Wafa jatuh Ummi," suara mungil itu tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang terjatuh ketika melompat-lompat. Si Ummi yang merasa itu bukan kejadian lucu hanya diam saja. Namun Wafa tetap tergelak-gelak.
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, terdengar bunyi gelak tawa yang lebih mungil. Ternyata baby Husna (5m) ikutan tertawa melihat dan mendengar tawa Kakak-nya. Jadilah mereka berdua tertawa tergelak-gelak. Sambung menyambung. Wafa yang makin tergelak melihat adiknya tertawa, begitupun sebaliknya Husna.
"Ummi, ade tertawa.. ha ... ha...ha," ujar Wafa sambil menunjuk adiknya. Begitupun Husna makin keras tertawanya.
Ummi yang tadinya menganggap kejadian itu tidak lucu, akhirnya ikut tertawa melihat dua buah hatinya tertawa dengan renyah.

Alhamdulillah, meskipun kepala terasa berat, Alloh swt senaniasa menyelipkan hiburan dalam hidup kita.

Ceuceu Wafa, adek Husna... akur selalu ya Nak ...
Jadilah cahaya mata Ummi dan Abah

WH :: Ketika Ummi terkapar

kemaren sore, si Ummi terkapar di kasur karena diserang flu yang teramat berat


Ceuceu shalihah dengan lembutnya menyelimuti Ummi. Tubuh kecilnya bergerak kesana kemari merapikan selimut yang berukuran lumayan besar itu agar sempurna menutupi tubuh Ummi yang terbaring lemah. Setelah itu dia memijiti badan Ummi. Meskipun pijitannya terasa sangat pelan, namun ketulusan yang terpancar dari hatinya mampu meringankan rasa sakit di badan Ummi.
"Makasih Ceuceu shalihah."
Wafa tak membalas ucapan terimakasih Ummi. Dia seperti tak mendengarnya, malah sibuk loncat loncat di kasur Abah.
Tiba-tiba Wafa terjatuh di kasur karena menginjak guling yang tergeletak di tengah-tengahnya.
" Ha.. ha.. ha, Wafa jatuh Ummi," suara mungil itu tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang terjatuh ketika melompat-lompat. Si Ummi yang merasa itu bukan kejadian lucu hanya diam saja. Namun Wafa tetap tergelak-gelak.
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, terdengar bunyi gelak tawa yang lebih mungil. Ternyata baby Husna (5m) ikutan tertawa melihat dan mendengar tawa Kakak-nya. Jadilah mereka berdua tertawa tergelak-gelak. Sambung menyambung. Wafa yang makin tergelak melihat adiknya tertawa, begitupun sebaliknya Husna.
"Ummi, ade tertawa.. ha ... ha...ha," ujar Wafa sambil menunjuk adiknya. Begitupun Husna makin keras tertawanya.
Ummi yang tadinya menganggap kejadian itu tidak lucu, akhirnya ikut tertawa melihat dua buah hatinya tertawa dengan renyah.

Alhamdulillah, meskipun kepala terasa berat, Alloh swt senaniasa menyelipkan hiburan dalam hidup kita.

Ceuceu Wafa, adek Husna... akur selalu ya Nak ...
Jadilah cahaya mata Ummi dan Abah