Wednesday, October 05, 2011

W:: Tanggung Jawab

Ketika Husna lahir, saya sering mendapatkan pertanyaan,

"Bagaimana, Ceu Wafa cemburu gak?"

Dengan keyakinan kuat saya berkata, "Alhamdulillah tidak cemburu, Wafa baik sama adeknya. Cuma kadang karena gerak motorik halusnya belum sempurna, jadi sering menunjukan rasa sayangnya ke Husna dengan cara yang tidak biasa."

Tentu saja, jawaban itu sebenarnya untuk membentuk paradigma positif dari diri saya terhadap si sulung Wafa. Juga sebuah do'a. Bukankah ucapan ibu itu do'a?

Namun bertambah hari ternyata kesabaran saya juga teruji. Wafa juga menampakan kecemburuannya. Terkadang dia iseng sama adeknya. Bahkan sering melakukan sesuatu yang sepertinya ingin menguji kesabaran Umminya

Daaan...
Saya bukanlah orang yang sempurna. Seringkali kesabaran saya berada pada titik terburuk. Meledak Marah!!!

Alhamdulillah, Alloh mendidik kami dengan skenarionya.

Tibalah saat dimana kami ditinggal bertiga, Ummi, Wafa dan Husna. Abahnya Wafa harus pulang ke Indonesia untuk suatu urusan.

Hari-hari pertama banyak dilewati dengan tangisan dan emosi. Apalagi saya waktu itu diuji dengan flu beraaatttzzzz . Jadilah keadaan rumah kacau balau.

Alhamdulillah, ketika akhirnya flunya membaik, emosi pun ikut turun, dan otak pun ikut berpikir dengan jernih.

Selama ini, Wafa senang sekali jika diminta membantu saya menyiapkan pakaian adiknya, menyiapkan disposable diapers adeknya. Bahkan dengan senang hati membawakan baju dari kamar setrikaan. Mengambilkan minum, atau bahkan mencarikan hape saya yang berbunyi.

"Tiing!" sebuah ide muncul.

Sebagai seorang Kakak, Wafa senang diberi kepercayaan. Apalagi seringkali Wafa mampu mengajak adeknya bermain, bahkan sampai adeknya ikutan tertawa terbahak-bahak.

Baiklah, dengan menguatkan kepercayaan, dan menitipkan jiwa kecil itu pada Rabbnya, Wafa saya beri tugas untuk menjaga adiknya.

Alhamdulillah, dengan kalimat, "Wafa jaga adek ya!" Wafa jadi lebih bertanggung jawab pada adeknya. Menjaganya, mengajaknya main sehingga lupa untuk berbuat iseng. Keuntungan lainnya, saya jadi bisa masak, dan membereskan pekerjaan rumah lainnya.

Tapi tentu saja, mereka tidak boleh ditinggal terlalu lama. Walau bagaimanapun Wafa masih kecil. Banyak hal yang berbahaya yang dia lakukan, dan tidak disadarinya. Jadi tetep saya harus bolak-balik ngecek keadaan.

Apakah keisengan Wafa hilang, cemburunya lenyap?
Oo tentu tidak. Wafa masih sering iseng, kerap menguji coba kesabaran Umminya, dan tak lupa cemburunya juga kadang muncul. Tapi tentu saja intensitasnya berkurang. Selain itu, dengan pemberian tanggung jawab ini, Wafa belajar untuk menjaga adeknya.


shalihah.. rukun-rukun selalu ya sayang ..:)

LuV

No comments: