Thursday, December 02, 2010

Saya yang (ternyata) Angkuh

Angkuh, arogansi, sombong adalah sifat sifat yang sangat saya benci.
Ketika arogansi itu makin dipupuk kuat saat menjadi mahasiswi dan masuk Himpunan dulu, maka mulut ini sering kali ngomel dan ngeluh gak jelas..
Kenapa siyy mesti bangga dengan Himpunan, bangga itu dengan sebuah karya.. izzah itu beda dengan rasa bangga dan bla bla bla bla...

Merasa menjadi orang yang sangat tidak PD, sehingga menyimpulkan sendiri kalo gak PD artinya angkuh dan sombong itu pastinya jauh-jauh dari si gak PDan ...

Tapi ooo tapi ...
Ketika mengevaluasi diri, meskipun merasa tidak PD dengan kemampuan diri, si Rela ini adalah orang yang angkuh dan sombong ...

Sering malu untuk mengakui sebuah kesalahan...
Sering segan untuk meminta maaf duluan...
Sering merasa benar sendiri ...


Dan ketika membaca ini, saya makin menyadari ke-angkuhan yang begitu akuuuut...

Selama ini orientasi-ku pulang ke Tatar Sunda, kemanapun aku melanglang buana, maka taneuh sunda anu dijugjug....
Aku merasa tanah tempatku dilahirkan adalah tempat terbaik untukku, untuk tumbuh dan berkembang bersama suami dan anak-anakku..
Tempat dimana mudah bagiku untuk pulang ke kampung halamanku, merasakan aroma udara yang sama, nuansa rasa yang sama, keramahan yang sama .. semua rasa yang akrab dalam diriku selama 26 tahun...
Itulah kenapa aku meminta suamiku agar mau melamar ke almamater kami, atau ke kampus lain yang ada di Paris van Java...
Keukeuuuh pengen balik ke kampungku
Sementara suamiku, karena satu dan lain hal dia tidak bersedia melamar ke almamaternya ...
Serta memilih untuk melamar ke sebuah Universitas yang bukan berada di tanah kelahiranku...
Bagaimana denganku?
Aku mendukungnya, dengan setengah hati...
Bukan, bukan berarti tempat yang baru itu tidak bagus, banyak sekali hal menarik disana. Apalagi saudara-saudara saya yang bertemu di Johor banyak yang berasal dari sana.
Namun karena masih belum terbayang, menghabiskan banyak waktu di tempat yang selama ini belum akrab dengan saya ...
Berat rasanya, sangat berat..
Bahkan sampai akhirnya kemaren pengumumannya keluar, dan alhamdulillah suami diterima disana..
Namun rasa berat itu masih menggelayuti dalam hatiku ...
Aku ingin pulang ke tanah lahirkuuuuuuuuuuuuuuuuu.....

Rasa arogansi juga sedikit menyelinap dalam hatiku, yang lain bisa pulang kembali ke almamaternya, kenapa kami tidak?
Merasa bahwa tempat terbaik untuk mengabdi adalah kampus kami tercinta...
Astagfirullah 'al adzim... perasaan sombong yang sangat luar biasa..


Hingga, seorang sahabat menyadarkanku lewat tulisannya, tulisan yang sederhana, manis dan langsung menancap di dalam dada...
"Berdasar pengalaman saya, ketika kita mempunyai niat baik, lalu kita paparkan dalam doa, kita implementasikan dalam kerja nyata sebaik yang kita bisa, kita akan menemukan sebuah kehidupan yang begitu pantas untuk dicinta. Kita akan merasakan kenyamanan. Kita akan merasa kebahagiaan. Kita akan menemukan surga... "

Ah ucapan yang sangat mengena untuk seorang yang sangat angkuh seperti saya. Yang memikirkan dunia hanya dari kacamatanya pribadi. Yang seringkali tidak bersyukur atas tetesan nikmat yang telah Dia berikan. Yang sering mengeluh dan menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang di dapat...
seorang yang angkuh, ternyata...


*tulisan untuk memuhasabah diri... pengingat jika rasa angkuh dan sombong itu kembali menyergap di dada...
Mohon do'anya, agar hati ini senantiasa terjaga

No comments: