Monday, November 03, 2008

cHat seSsion

percakapan yang ini lho mbak yang rela bilang mo diposting, biar jadi catatan ut rela dan semoga yang lain juga bisa mendapat manfaatnya ...
sebenarnya obrolannya panjang dan lamaaa, tapi rela potong aja kali yaa...
waktu itu rela tanya, kenapa mbak milih sekolah yang gak banyak PRnya & gak masukin Abe ke sanggar....
nah ini lanjutannya ...

her: bayangkan, mereka sekolah jam 7 pagi sampe jam 4 sore. Kalo masih ada PR ampunnnnnnnn, kapan mainnyaa??

her : kedua disesuaikan dengan karakter anaknya juga

her : pertama-tama mungkin yang perlu di set itu dari awal kita pingin anak kita seperti apa. Jadi secara nggak langsung, dalam keluarga kami mungkin pola asuh yang kita cocok ya begini, kebetulan suamiku kan usahawan.

her : Mungkin masalahnya bukan pada mana pola asuh yang terbaik, tetapi mana yang lebih cocok dengan norma keluarga yang kita perjuangkanher: aku juga besar dari ortu yang wiraswasta, kita fokus pada sisi kreativitas anak. Tidak takut gagal dan *terus terang saja* ada konsekuensi dari itu semua.

her: punya fighting spirit yang tinggi, bagaimana anak2 bisa mempunyai hal2 yang dibutuhkan untuk menjadi seorang *katakanlah* entrepeneur

her : kita cenderung menghindarkan pola sekolah yang seperti jaman dulu itu, bahwa murid yang baik adalah yang manis di kelas. Tertib dan tekun mengerjakan semua tugas yang diberikan guru.

her : kesimpulannya, memang pola asuh anak HARUS dipersiapkan suami istri jauhhhh bahkan sebelum si anak lahir, dan ortu harus kompak dalam hal ini.

her : walaupun kita juga harus terbuka bahwa si anak akan tumbuh jadi pribadi yang SAMA SEKALI LAIN dengan kita, itu nggak boleh diopungkiri.

rela: pola asuh anak ini kan harus dibicarakan sebelum anak lahir. Nahhhhhhhhhhh, apakah "pantas" membicarakannya sblum hamil?....

rela: kalo dibicarakan pas ketika ketauan hamil yang artinya ada peluang punya anak, apakah gak terlambat? Bukannya mmmmh pola asuh anak ini juga harus dipersiapkan?

Her : ingat lho, pendidikan anak kan mulai sejak bayi dalam perut! Misalnya pola asuhnya A...kita pingin anak kita kaya A...berarti harus searching dan browsing and learning gimana agar anak kita bisa kaya A?

rela: soalnya mbak...mmmh khawatirnya kan kalo sblum hamil kitanya terlalu gR.... maksudnya kita blom tau apakah kita akan dianugrahi aak atau ngga?

her: wah nggak segitunya lah..., duhhhh harus khusnudzon sama Allah

rela: mmh bukan maksud mo beprasangka buruk sama Alloh..tapi khawatir mendahului rencanaNya........."maluuuuu ilmunya dangkal................ x 1000

her: menurutku sih nggak ada salahnya membicarakan. Ya itung2 dengan sedikit berandai2 gitu...Menurutku sekali lagi nggak ada salahnya. Maksudku gini, namanya suami istri kan PASTI melalui satu proses penting yang namanya penyatuan. Ya penyatuan pribadi, termasuk *ini poinnya dalam hal ini* peyatuan visi! Visi apapun itu! Ya soal ekonomi keluarga lah, soal siapa yang cuci piring lah *wakakakkaka* , soal pendidikan anak lah. Itu kan proses kita untuk menuju satu...Jadi ya apa salahnya kalo misalnya menghabiskan suatu sore berdua, santai....trus ngobrol "eh, ntar kalo punya anak, enaknya bla...bla..bla...ya mas?"

her: apapun yang berlebihan pasti dibenci Allah. Bagaimanapun kita tidak boleh terlena.

her: tapi Rela memang bener, kalo misal kita membicarakan dengan meniadakan kemungkinan bahwa *mungkin* kita juga salah satu dari mereka2 yang diuji ALlah dengan tidak mendapat kesempatan menimang anak dari darah daging sendiri, ya itu tetap dudul namanya... hehe..

her: kembali ke atas tadi, soal pola asuh anak. Sangat penting untuk satu visi antara suami dan istri.

her: banyaki kasus anak2 jadi dudul korban antar visi bapak yang berbeda pola asuh dengan ibuknya.

-Desember 07-
[Melalui proses pengEditan biar singkat padat dan jelas , soalnya banyak komen yang gak penting dari dirikuh... ]

No comments: