Tuesday, February 27, 2007

Tidak dapat digambarkan, perasaan ku ketika mendengar berita pernikahan adikku itu. Kaget, senang, sedih, marah juga, semua rasanya campur jadi satu. Kaget, tentu saja kaget. Karena berita ini datang pada saat yang benar – benar tidak terduga. Senang, tentu saja senang. Semoga Allah jadikan pernikahan ini sebagai buah yang manis dari pohon kesabaran yang telah ditanam dan dirawatnya selama ini. Marah, mungkin bukan marah. Hanya sekedar perasaan kesal, mengutuki diriku sendiri. Kenapa tidak ada firasat sedikit pun bahwa hal ini akan datang. Dan juga sedih, lelaki sholeh yang telah Allah pilihkan untuknya akan membawa nya pergi jauh untuk waktu yang cukup lama.

**********

Adikku sayang, sebelum lelaki itu kelak menyita perhatian mu, sebelum lelaki itu kelak mengambil sebagian dari cinta yang selama ini kau berikan untukku, izinkan aku untuk berterima kasih padamu. Terima kasih karena telah mengizinkanku menjadi bagian dari cerita hidupmu, terima kasih karena telah menjadi bagian yang menghiasi hari – hariku. Sekian lama kita berteman, I could always turn to you. Kau selalu ada untuk mendengarkan semua keluh kesahku. Mengingatkanku dengan caramu sendiri. Menjadi bagian dari kekuatanku untuk menjalani hari – hari yang sulit. Terima kasih untuk semua itu. Terima kasih karena telah membuatku merasa nyaman. Aku selalu dapat tampil dalam wujud yang teraneh sekalipun dari keseluruhan kepribadianku. Sekali lagi, terima kasih untuk semua itu. Hanya Allah lah yang mampu memberikan balasan yang terbaik.

**********

Selamat adikku. Selamat menjalani kehidupan pernikahan mu. Pasti kau sudah menantikan hari itu sekian lama bukan ? Hari dimana seorang lelaki sholeh akan datang kepadamu, meminta mu dari ayahmu. Dan semenjak hari itu, ia akan terus menjaga, menyayangi dan memeliharamu dalam kebaikan. Walalupun berakhirnya penantian itu tidak menghilangkan kegundahanmu.

Terasa sekali bukan ? Saat kegundahan itu datang, kau hanya mampu memohon kebaikan , rahmat dan ridha Allah semata. Terasa sekali tidak ada yang bisa menenangkan kegelisahan jiwa akan sebuah keputusan yang besar untuk menikah kecuali dengan berserah kepada-Nya.

Menikah memang bukan perkara mudah. Karena dia adalah awal dari sebuah perjalanan panjang. Dan dia juga merupakan gerbang menuju dimensi yang sama sekali baru bagi seorang manusia.

Walaupun begitu Allah sebenarnya telah mempersiapkan begitu banyak pintu kemudahan untuk perkara ini. Mengawali segala sesuatunya dengan awal yang baik dan di ridhai oleh Allah adalah salah satu syarat dibukakannya pintu kemudahan itu. Dimulai dengan niat yang ikhlas dan orientasi yang benar. Karena keikhlasan hati dan tujuan yang benar adalah kunci kebahagiaan hidup berumah tangga.

Ikhlaskan niat, bahwa pernikahan adalah salah satu manifestasi keta'atan kita kepada Allah. Dan oleh karena itu, pernikahan yang akan diwujudkan adalah pernikahan di jalan Allah, pernikahan atas dasar komitmen terhadap da'wah, dan pernikahannya para pejuang. Bukan sekedar menikmati romantisme hidup yang dibingkai oleh cinta yang semu.

Luruskan orientasi bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita jika kita terus membujuk-Nya dengan ikhtiar dan do'a - do'a yang kita panjatkan. Luruskan orientasi kita bahwa jika kita berusaha menyempurnakan keimanan kita maka Allah akan mempertemukan kita dengan orang yang kualitas keimanannya pun sebanding dengan kita. Bahkan sebagai tambahannya, Allah sertakan pula ketenangan hati, kelapangan serta kemantapan dalam menerima pemberian terbaik dari Nya.

Syarat lain menuju terbukanya pintu kemudahan dalam pernikahan adalah tawakkal. Jalani saja segala sesuatunya seperti yang Allah minta. Nabi Musa pun tidak pernah bertanya ketika beliau diminta memukulkan tongkatnya ke laut merah. Sampai kemudian Allah menurunkan rahmat dan pertolongan-Nya dengan cara itu.

**********

Genggamlah tangannya, katakan kau sayang padanya. Bangunlah komunikasi diantara dua hati yang tidak saling mengenal sebelumnya. Cinta memang anugrah dari Allah, tapi terkadang cinta itu harus diupayakan. Bukalah lebar – lebar pintu hatimu, dan mohon lah kepada Allah pertolongan untuk melakukannya.

Berusahalah untuk menerima suamimu apa adanya, karena kita tidak akan pernah bisa mencintai seseorang dengan sesungguhnya dan dengan perasaan cinta yang mendalam sebelum kita menerima dia apa adanya. Dan menerima tidak selalu berarti bahwa kita menyukai kekurangan dan kelemahannya. Menerima lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan itu bukan kondisi akhir dari kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang.

He may not be the perfect one of all, but be sure that He’s the best one that God has sent to you.

**********

Selamat mengarungi bahtera rumah tangga. Kapal yang kau tumpangi masih berjalan dengan tenang, mengarungi samudra kehidupan. Kau akan merasakan begitu banyak keindahan dan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan itu tidak selamanya, sayang ... Angin yang bertiup tidak akan selamanya tenang. Allah pasti akan memberikan ujian.

Dan ketika masa – masa itu datang, masa dimana kapal ini mulai bergoyang, dan urat – urat syaraf seolah terus menerus menegang dalam rangka menahan kesabaran. Masa dimana keistiqomahan dan cinta dihadapkan pada karang. Ingatlah bahwa perjalanan ini diawali dengan ikhlas, memasrahkan segala urusan pada Allah. Berazzam untuk tetap berdiri di atas jalan keta’atan pada Allah. Perjalanan ini diawali dengan cinta. Dengan penuh kasih sayang dan pengertian.

Maka dengan keistiqomahan, keikhlasan, cinta, kasih sayang dan pengertian, serta dengan berpegangan tangan jua lah kita dapat terus menjalaninya. Dari awal, sampai kelak Allah memisahkan kita dan orang yang kita cintai di dunia dan semoga mempertemukan lagi di jannah-Nya.

Karena menikah adalah pelajaran kesabaran dalam madrasah kehidupan ...

Dan kesetiaan adalah bintang di langit kebesaran jiwa ...

Barakallahulaka wa baraka ‘alaika wa jama’a baina kuma fi khair. Semoga rahmat, kasih sayang dan hidayah Allah selalu menyertai setiap langkah yang diayunkan.

Cimahi, 8 Januari 2007

I wish you could see all the tears that falling down from my eyes right now

~upi~

No comments: