Friday, February 09, 2007

Sampaikanlah lintasan – lintasan yang ada dalam hatimu padaNya,

Dia akan mengabulkan yang terbaik yang berhak kau dapatkan

Itulah hikmah yang kusadari selama proses pernikahanku,

Apa yang kuinginkan , Allah kabulkan

Mungkin tak semuanya, tapi hal yang prinsip telah Dia kabulkan

Proses yang cepat...

Aku selalu memimpikan dan mengatakannya dalam hati,

Ahh indahnya jika dari pertama kenal (ta’aruf ) sampai menikah hanya seminggu,

Hati terjaga dan tak usah deg-degan terlalu lama,

Pernikahanku memang tak seminggu pisan prosesnya,

Kalo dari sejak rela terima biodata masku...

Mmh ya ... 2 minggu lewat 2 hari...

Kalo dari sejak masku terima biodataku

Mmh 2 minggu lewat 4 hari ya mas?

Kalo dari sejak aku “sembuh” dan mau mengumpulkan biodata pada “ibuku”…

Yaa….mmh 3 minggu lewat 4 hari…

Hehehe, sejujurnya I didn’t expect to got a husband as this fast,

Sampai – sampai my lovely sister aja kaget pas dikasi tau..”Teh, aku sudah di khitbah”…

How could it be…..

Subhanallah, itulah rizki Allah yang tak pernah kita tau datangnya kapan,

Hanya memang sebelumnya, pernah ada lintasan dalam hati,

Wuaa senangnya jika bisa menghadiahkan kado Lebaran Haji buat Mamah dan Apa seorang calon suami ...

Dan Dia mengabulkannya, suamiku datang ke rumah pertama kali dan meminta diriku untuk dijadikan istrinya pada Apa-ku, pas hari Lebaran Haji...

Ya, proses yang cepat,

Kita bulatkan saja 2 minggu,

Sejak ta’aruf sampai akhirnya akad terucap,

Alhamdulillah, Allah memberi kemudahan

Dari sejak awal, keluargaku mendukung saja walau agak sedikit shock,

Mereka ga tau, kalo siang itu aku keluar rumah untuk ta’aruf

Dan tiba-tiba pulang mengabarkan...

”Mah..Pa..Teh..A, aku mau menikah..”

”Dan jika boleh, 2 minggu lagi..”

Hehe....seruu kan bikin mereka shock... Ups

Tapi alhamdulillah, mereka telah tau ”proses” yang akan dijalani anak bungsunya ketika akan menikah,

Dulu, sempat terucap pula dari kedua orang tuaku...

” Ya kalopun prosesnya hanya seminggu, insya’Allah Apa siap”

Sehingga ketika waktu yang tersedia untuk kami hanya 2 minggu, aku tinggal menagih janji itu dan alhamdulillah Apa mengijinkan

Subhanallah salah satu kemudahan yang Dia beri sehingga prosesku berjalan cepat adalah saat biodata keterima lalu ta’aruf, keluarga intiku sedang kumpul di Bandung,

Sehingga alhamdulillah suamiku bisa menemui orang tuaku di bandung, ga usah ke Talaga dan alhamdulillanya lagi, semuanya sedang berkumpul saat itu...

Mmh kecuali satu kaka ipar yang harus berlebaran di Bekasi

Semuanya tak kusengaja, hanya Dia yang mengaturnya

Sebelumnya, aku memang sudah melobi mereka untuk berLebaran Haji di Bandung

Tapi bukan dalam rangka untuk mengenalkan calon suamiku...

Tak direncanakan tak terbayangkan

Bahkan hari kamis dua hari sebelum lebaran, aku masih ngobrol sama teman dan mengatakan...

” Ya kalian dulu atuh nikahnya yang sudah punya calon, saya mah belum tau kapan”

Subhanallah, Dia memang tau yang terbaik, sehingga semuanya dimudahkan

Begitpun dari fihak suamiku,

Allah memudahkan sehingga keluarganya memberi ijin untuk menikah dalam tempo 2 minggu,

Padahal, suamiku tadinya sempat khawatir tidak mendapat ijin karena kondisi keluarganya yang masih terpengaruh adat tradisional,

Tapi sekali lagi..itulah skenario Allah...Dialah Yang Melapangkan

Jika keluarganya tidak mengijinkan, mungkin harus menunggu 2 bulan sampai suamiku pulang dari Malaysia dan kembali untuk menikah denganku ...

Jujur, itu berat bagiku....

Allahu Akbar, Dia Yang Maha Besar....

Lintasan kedua yang pernah aku sampaikan padaNya adalah...

Aku ingin menikah dengan orang yang tak kukenal sebelumnya...

Aku ingin menerapkan Zero Theory-ku...

Nah lho apaan Zero Theory...

Teori yang ku karang dan definisikan sendiri...

*Halaaaaaaaaaahhh rela pisan nya

Teori itu bermakna...

Aku ingin menilai suamiku dari titik nol...

Belum terframe mengenai siapa dia...

Terkecuali bahwa dia punya femahaman yang baik dan direkomendasikan oleh orang yang baik...dan tentunya disetujui oleh Apa dan Mamah...

Belum ada ekspektasi tentang dia seperti apa...

Hingga ketika aku temukan kebaikan dalam dirinya...

Aku akan bersyukur bahwa ini adalah rizki dari Allah

Kalaupun ada kekurangan,

Aku telah siap dan tidak akan kecewa (terlalu dalam)

Karena itulah suamiku...

Makhluk ciptaan Allah yang sempurna karena kekurangannya...

Sehingga Alhamdulillah,

Kehidupan 2 minggu yang sempat kami jalani bersama bersisian sebelum dia pergi,

Berlangsung tanpa ada kekagetan yang berarti dari diriku,

Dan tak ada kekecewaan,

Karena aku melihatnya sebagai sosok yang baru kukenal

Yang telah kusiapkan hatiku untuk menerima ”bentuk” dia yang ”teraneh”pun

Ups it doesn’t mean that he weird....

Maksudnya…setiap orang unik, dan saya insya’Allah siap untuk itu

Subhanallah…ternyata, selama 2 minggu keberadaannya disisiku…

Ucap syukur yang senantiasa ada akan keberadaannya….

Eeeh..ga tau ya kalo dari sisi suamiku,

Mendapatkan karakter istrinya yang aneh tak seperti kebanyakan akhwat lainnya....

Kaget mungkin ya....hehehe...

Kalo soal inimah tanyakan saja langsung padanya...

Tapi ini tak berarti bahwa ketika kita mengenal calon suami kita itu hal yang tidak baik...

Bukan, bukan berarti seperti itu...

Hanya mengatakan,

Aku lebih senang jika tak mengenalnya sebelum akad,

Hingga bisa membersihkan hatiku dari harapan – harapan akan kesempurnaan pribadi seseorang yang tampak dari luar

Dan subhanallah, Dia mengabulkannya...

Seriuuuuuuuuuuuuussssssssss asliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,

Aku tak pernah tau, bahwa di kampusku ada seseorang bernama Teguh Prakoso,

Padahal tempat kerja kami terhalang satu gedung,

Padahal tulisannya kadang menghiasi milis-milis yang kami ikuti...

*Itumah dasar saya nya aja yang gak perhatian ma isi milis...hehe...

Padahal pula, teman – temanku disekitar, tau dengannya..

Yaa walopun hanya tau nama,

At least they know...

And I don’t ...

*Rela yang aneh....yaaaaa

Tapi aku bersyukur karenanya,

Karena aku baru mengenalnya setelah akad terucap

*Da atuh pasca ta’aruf sebelum nikahmah hanya komunikasi masalah teknis aja…

Jd ga bisa dan ga mau menyimpulkan dia seperti apa,

Lintasan selanjutnya adalah,

Ketika aku ingin walimahku dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan,

Ya,mungkin pemisahannya tak terlalu rapih dan bagus,

Bahkan ketika siang menjelang udah ga jelas...

Tapi alhamdulillah pas siang-kan tamunya udah dikit..jadi insya’Allah tamunya tidak terlalu membaur...

Ya Alhamdulillah, keluargaku menyetujui untuk pemisahan tamu,

Sore setelah mas-ku pulang dari kunjungan pertamanya ke rumahku yang di Bandung,

Kami sekeluarga mulai membicarakan teknis

Pembicaraan mengenai acara pernikahan yang akan dilangsungkan dengan walimah atau hanya akad saja, mulai didiskusikan...

Saat itu, karena tak mau ambil pusing..(masih kaget dg rencana nikah haha ) akhirnya aku hanya berkata pada keluargaku tercinta...

”Ya mangga saja mau sama walimah atau tidak, satu yang rela inginkan, tamunya dipisah TITIK”...

Alhamdulillah keluarga langsung setuju, teteh-ku yang kedua yang paling mendukung dan memBack-up sampai hari H...

Ketakutan akan keluarga besar yang gak setuju juga ternyata tidak terjadi...

Saat rapat keluarga mereka setuju saja,

Walaupun tetap saja pada saat pelaksanaannya ada saja suara sedikit miring dari keluarga besar...

Ya kuanggap wajar, ini hal yang baru untuk mereka...

Bahkan pertolongan Allah itu pula datang dan menguatkanku...

Saat Apa sempat ”mengusulkan” sedikit perubahan setting untuk acara besoknya...

Alhamdulillah dengan ”ke-keukeuhanku” akhirnya Apa mengalah sampai terucap kata darinya yang membuatku terharu...

”Yaa kalo orangtuamah pada dasarnya ikut apa kata anak”...

Huaa...huaa....aku ingin menangis rasanya...

Rabbi...terimakasih telah mengaruniakan mereka sebagai Ayah..Ibu bagiku

Sebenarnya...

Ada lagi lintasan-lintasan yang lainnya yang telah Dia kabulkan...

Tapi terlalu pagi diungkapkan disini...

Yang jelas, aku tak perlu menuliskan berpuluh – puluh kriteria tentang suami yang kuinginkan di biodataku...

Dia akan mengabulkan keinginan hati yang terbaik untuk kita, tanpa perlu kita tuliskan...

Allah telah mengabulkan kriteria yang kurasa merupakan hal yang prinsip bagiku...

Karena, selama 2 minggu kami bersama,

Aku telah menemukan hal yang aku impikan selama ini ada pada suamiku kelak, ada pada mas-ku...alhamdulillah

Allahu’alam bi shawab...

Semoga dengan semakin berjalannya waktu,

Aku dan suamiku bisa saling mengetahui masing – masing kami apa adanya...

Mungkin 2 minggu terlalu sebentar,

Masih banyak yang belum kami tahu,

Tapi semoga seperti apapun kami,

Dia memberikan kelapangan dan keIkhlasan diantara kami…

Agar kami bisa menerima pasangan kami apa adanya…

Aamiin...

No comments: