Friday, December 16, 2005

negeri yang menangis...

tanah itu..kalau ga salah..penghasil emas berkualitas bagus...
tapi kenapa tak mampu membuat jalan...
hingga kini saat dibutuhkan, susah untuk dijangkau...
jadi kemana uang hasil penjualan emas itu...
hingga kini 50 orang lebih sudah tak bernyawa...
karena rasa lapar dalam dada yang sudah tak tertahan...

disebuah tanah lain,
emas hitam mengalir begitu banyak,
tapi rakyatnya memakan nasi basi yang dikeringkan,
lalu kemana hasil dari si emas hitam?
lenyap, menguap tak berbekas?
tak mungkin rasanya...

satu lagih tak jauh dari tanah emas itu, masih di negri yang sama...
ribuan pekerja akan dirumahkan...
oo tidak, di PHK tepatnya...
karena 'pabrik' yang tak kuasa menangung biaya produksi...
akibat BBM yang melambung tinggi...

tuh kan BBM membuat masalah baru di dirimu, negri menangis

belum lagi ribuan nelayan yang kebingungan...
tak ada uang tuk makan si kapal...
hingga dia mogok dan tak mau mengantar nelayan berlayar...
abis 'makanan' si kapal mahal...

tuh kan BBM lagih...

sementara sebuah sekolah tinggi diprotes masanya,
demo dari teman kerabat...
karena suadaranya terancam lewat
akibat biaya yang terlalu berat...

ah negri menangis...
jika sekolah 'punya'mu saja kau buat mahal, dengan kompensasi bisa mengatur diri sendiri...
lalu kemana rakyat kecil akan belajar...
bukankah pendidikan adalah investasi jangka panjangmu...
tak apalah sekolah tinggi itu kau subsisdi barang sejenak lagih...
agar si miskin bisa menikmatinya...
toh akan balik lagi dana yang kau keluarkan...
sekali lagi ku bilang....
pendidikan itu investasi jangka panjang...
tak kan hilang uang kemana...

tapi aku heran negri menangis...
masih saja kau utamakan smuanya buat si perut buncit...
tak adalah lagi pedulimu pada si kurus kering...
kalaupunlah ada...
tak cukup banyak rasanya...

ah negri menangis maapkan aku yang terlalu banyak berucap...
aku sayang padamu...
aku tak ingin Tuhan bertanya...
dan kau tak mampu menjawab...
karena ingatlah hai negri menangis...
setiap nyawa didalam negrimu, akan dimintai pertanggung jawabannya...
sejauh mana kau berbuat untuk mereka...