Wednesday, April 13, 2005

MyBrother

Hari ini ada panggilan wawancara kerja untuk Aa-ku (panggilan untuk kakaku-red). Beliau sudah bekerja, tapi pekerjaannya saat ini sangat tidak menjunjung hak asasi manusia (itu istilahku!).Setiap pagi kami biasa pergi bareng, saya nebeng motornya dia. Lumayan, hemat ongkos. Pagi tadi ada yang beda. Setelah sun tangan (hehehe..gaya anak kecil ya..:D ), dia berkata, doakan ya biar keterima. Iyah, ujarku. Trus katanya lagi, biar bisa bayar hutang. Saya hanya tertawa mendengarnya.
Dulu, ketika kami sama-sama masih balita, teteh-tetehku berkata bahwa Aa-ku sangat sayang sekali padaku. Dia sosok yang sangat baik. Tapi seingatku, dari mulai memory dalam otaku tersimpan, kami selalu bertengkar. Sampai kami menjadi dua pribadi yang sangat jauh. Setiap betemu, kami tak pernah akur. Seingatku juga dia sangat jail dan sering membuatku kesal. Sampai usia beranjak dewasa dan saya merasa sangat membutuhkan sosok kaka itu kembali menjelma. Saya punya kaka laki-laki, tapi mengapa kehadirannya tak begitu terasa? Suatu malam saya bercerita pada tetehku bahwa saya merasa sangat sedih, saya sangat ingin dekat dengan Aa-ku. Saat itu tak terbayang bahwa diantara kami akan ‘akur’ kembali, sama seperti sewaktu balita dulu.
Suatu hari, apa dan mamah memutuskan untuk membeli rumah di Bandung. Otomatis, kami berdua yang harus menempatinya, saya dan Aa.
Tahun berganti masa berlalu. Mulanya sangat kaku dan kami jarang mengobrol kecuali hal-hal yang sangat penting. Tapi, subhanallah saat itu saya tetap merasakan cintanya sebagai seorang kakak, walau dengan cara yang berbeda. Sejak dulu, pola pikir kami aga berbeda, sehingga cara dia berfikir kadang tidak masuk akal bagiku dan sebaliknya. Tapi setelah lama komunikasi dan mungkin jiwa kami juga yang semakin dewasa, maka kami-pun saling mengerti dan pertengkaranpun semakin jarang terjadi.
Dulu, saya merasa tak mungkin bisa dekat dengannya sebagai adik, tapi kini tidak lagi (kayak bunyi iklan ya..:D). Kami menjadi dekat, sering berdiskusi walopun kadang-kadang dia iseng dan suka garing. Tapi tetap saja, saya masih sering merasa kesel, merasa ga dianggap penting dan merasa di nomor duakan :( . Subhanallah dia menjagaku dengan caranya sendiri. Kesediannya untuk menjemputku kalau pulang malam atau jaman-jaman dulu ketika dia dapat proyek dadakan trus beli durian buat dimakan bareng. Teringat pula, ketika suatu hari dia sangat marah padaku, sampai piringku terlontar, tapi justru itu yang membuatku terharu. Ternyata dia marah karena dia sangat khawatir pada keselamatan saya dan saya-nya tetep ngotot bahwa saya akan baik-baik saja. Terharu kan? Saat itu saya nangis dong, abis kesel. Tapi lama-lama, oia saya-nya yang keukeuh. Dasar ade yang bandel! Kalo difikir-fikir, mungkin itu juga yang membuat kami jauh selama ini. Soalnya saya ade yang bandel dan keukeuh. Ditambah cara masing-masing kami dalam mengungkapkan sesuatu yang berbeda. Sehingga kami sering salah faham. Mmh mungkin (hehe..:”> sambil malu tea) saya yang (dulu) kadang-kadang suka keras kepala dan ga mau kalah. Ma’lum dong, saya kan bungsu (pembelaan gini ya..:D).
Subhanalllah, itulah keajaiban cinta yang Allah berikan pada kami. Dialah yang membolak-balikan hati kami. Sehingga dulu saya merasa bahwa kami sangat jauh, tapi sekarang 4JJI telah mendekatkannya. Terakhir, semoga 4JJI mengumpulkan kami kembali di jannahNya. Aamin…

** lagih nunggu dijemput Aa nee..:D

1 comment:

Anonymous said...

What a great site » »