Wednesday, December 14, 2011

WS: Hafalan Wafa

Dari semenjak dalam kandungan, saya sering menyetel murattal untuk Wafa
Ketika bertemu dengannya di dunia, saya pun sering melantukan beberapa surat pendek yang saya hapal. Apalagi ketika belum ada khadimat, dan saya mengerjakan riset S2 di rumah. Maka sambil menyusui Wafa, saya sering menghapal beberapa surat pendek. *dooooh masih surat pendek niyy
Selain itu, setiap akan tidur saya rutin ngelonin Wafa dengan membaca surat-surat yang biasa dibaca di awal Al-Ma'tsurat sughra.
Ketika ada khadimat, kebiasaan menghapal sambil ngelonin pun tidak pernah dilakukan lagi. Karena setiap hari saya harus berangkat ke kampus. Tapi ritual membaca awal Al-Ma'tsurat sughra sebelum tidur, masih sering dilakukan.
Sampai usia 2 tahunan, Wafa belum pernah 'menyuarakan' salah satu surat pendek yang sering saya baca di hadapannya.
Ketika akhirnya khadimat pulang, Wafa pun dititipkan di Nursery. DI sana memang ada ritual membaca Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas sebelum tidur. Belum genap satu tahun di tempat penitipan, alhamdulillah Wafa sudah hafal ke empat surat itu. Pertama taunya dari celotehan Wafa yang terkadang menyuarakan penggalan ayat-ayatnya. Lalu saya pun coba mengetes satu-satu, dan alhamdulillah Wafa hapal, meski ada beberapa bagian yang salah dalam pengucapannya.

Nah, masalah selanjutnya, bagaimana menambah hapalannya?
Saya lalu berkonsultasi dengan seorang ustadzah, teman baik saya. Putri beliau yang usianya 4 tahun kala itu, sudah hapal sampai An-Naba.
Katanya di ulang-ulang bacanya.
Saya masih bingung, karena Wafa anaknya gak bisa diam . Dan sering menginterupsi dengan berbagai pertanyaan ketika saya aberbicara

Jadilah saya maju .. mundur untuk menambah hapalan Wafa.
*hihihi dasar si Ummi gak sabaran

Hingga tiba saatnya, sahabat baik saya Mbak Nurul Asmayani memposting pertanyaan tentang hal ini di FB nya...
*duuuh ngaku ngaku bersahabat dengan penulis kerren , gpp ya Mbak Nurul saya minta di aku jadi sahabatnya

Dari jawaban-jawaban ibu-ibu yang shalihah itulah saya akhirnya mendapatkan kekuatan dan ide
Ditambah juga dengan membaca beberapa tulisan tentang cara mengajarkan hapalan pada anak, serta disesuaikan juga dengan karakter si sulung, Wafa.
Akhirnya saya menemukan metode 'cuek bebek' untuk mengajarkan surat Al-Lahab pada Wafa... :)
Maksudnyaaaaaaaaaaaaa????
1. Saya cuek bebek mentalaqi surat Al-Lahab, kapan pun dimanapun ketika saya ingat. Mau Wafa nya lari-lari, lagi maen, lagi masak bareng, lagi jungkir balik, bahkan mau tidur. Pokonya pas saya inget, saya baca surat itu berkali-kali. Seperti Murattal namun bersuara pas-pasan
2. Terkadang Wafa mempunyai keinginan yang beda sama Umminya, jadi saya juga gak terlalu memaksa Wafa untuk melafalkan setiap ayat bersama dengan saya. Saya cuek bebek terus mengajak Wafa untuk baca surat tersebut barengan, meskipun terkadang Wafa diam membisu, gak mau ikutan. Tapi yaa saya tetap 'cuek bebek' baca di hadapannya
3. Wafa juga sangaaaaaaaaat pemalu, maksunya, dia mah gak bisa disuruh untuk nunjukin kebisaannya di depan umum. Jadilah saya Ummi yang cuek bebek, tidak berharap Wafa mau ikut lomba hapalan suatu saat nanti. Yang penting bisa hapal dan mau baca depan Ummi dan Abahnya saja, saya sudah bersyukur ..
4. Nah yang terakhir ini, saya gak cuek bebek. Saya berjanji menghadiahinya es krim, jika dia sudah hapal surat Al-Lahab . Cara ini saya ikuti dari cerita seorang ibu yang anak-anaknya menjadi Hafidz. Anak-anaknya yang berhasil menambah hapalan diberikan keistimewaan untuk memilih menu makan dan tempat untuk berlibur. Berhubung saya gak jago masak, dan juga susah ngajakin berlibur, maka es krim lah solusinya. Dan ketika ditanya sama Wafa,
"Ceu, nanti kalau sudah hapal surat Al-Lahab, Ummi belikan banana split ya!" bujukku pada si kecil.
"Mau es krim, banana plit, susu...." ia mulai menyebut makanan kesukaannya.
"Iih jangan banyak-banyak ya, satu saja!" protesku, cepat-cepat. "Mau es krim atau banana split."
"Es klim," ucapnya lantang. "Es klim sama Astor!" tambahnya, riang.
"Eleeeeuuuh eta mah atu maksudnya banana split geulisss..." ucapku dalam hati

Alhamdulillah, sekarang sudah hapal surat Al-Lahab, meski beberapa bagian masih belum sempurna pelapalannya. Yang membuat terharu, dia sering melapalkannya tiba-tiba ketika main. Jadi kayak latah gitu, tapi insyaALloh latah dalam hal yang baik ya :)

Dan malam ini sebelum tidur, kami berbincang,
"Ceu baca surat Al-Lahab yuk!" ajakku pada si mungil. Wafa tak menjawab, ia sibuk dengan perahu kertasnya.
"Besok kalau Abah datang, Ceuceu baca surat itu di hadapan Abah. Nanti kalau sudah hapal, Ceuceu ajak Abah beli banana split." Ku coba membujuk si sulung yang lagi rindu berat dengan Abahnya. Maklum sudah mau 4 hari ditinggal ke Sremban.
"Es klim laaah!" ucapnya protes.
"Iya es krim, yuk baca!" ajakku sekali lagi. Wafa masih membisu. Namun ketika saya membacakan surat itu, Wafa ikut bersuara. Namun kadang ketika saya mengulang lagi membacanya, Wafa hanya ikutan komat-kamit, tanpa suara. Dan saya cuek bebek saja, mengulang-ulang surat Al-Lahab sampai beberapa kali.

Alhamdulillah, satu surat berhasil. Baru 5 surat yang dihapalnya, Masih 109 surat lagi.
"Jom Wafa berlomba-lomba sama Ummi!"

"Semangaaaaaaaaaaaaatttt!!!!"

Oia untuk do'a-do'a, kami selalu membacanya ketika akan melakukan suatu pekerjaan. Alhamdulillah Wafa sudah banyak hapal bacaan do'a. Namun kadang mau diucapkan, kadang diam

Kalau sholat, Wafa suka ikut satu sajadah sama Ummi. Tapi kadang mau pake mukena kadang nggak. Jadi bayangkan, Wafa sholat pake celana pendek!
Ah, si Ummi mah nyantei saja. Yang penting Wafa mau ikutan ya Neng!
Oia alhamdulillah, kalau terdengar adzan, Wafa juga suka mengingatkan Ummi untuk sholat. Dan sering mau jagain adeknya selama Ummi shalat...

Semoga putri Ummi menjadi muslimah shalihah ya Nak.
aamiin







Foto diambil ketika Wafa 'khusyu' shalat. Gambar sebelah kanan, dia gak nyadar kalau di foto. Sebelah kiri sudah nyadar, buru-buru deh shalatnya