Wednesday, March 30, 2005

Lelaki Idaman

Judul yang horror menurutku…
Kalimat ini muncul dari diskusi sebuah milis yang saya ikuti (jangan pad ge-er ya!)
InsyaAllah bukan sebuah obrolan yang ga jelas di milis itu, tapi kalo ga salah di diskusikan untuk masukan bagi sebuah cerpen.
Bagi saya, terlalu privacy untuk menyebutkan criteria lelaki idaman (itu juga kalo ada).
Lho ko?
Trus kenapa saya nulis tentang ini?
Ngga… hanya teringat masa lalu…
Saat dimana ada sebuah masa, ketika berjuta identifikasi tentang lelaki idaman berputar dipikiran saya. Dan lucunya, itu ga konsisten, karena seringnya berubah jika menemukan sosok baru. Alhamdulillah, 4JJI masih menjaga saya. Jadi sosok ideal itu hanya sempat berkelebat kemudian menghilang. Alhamdulillah, tak terperosok ke dalam zina.
Sampai pada sebuah pemahaman, bahwa saya tidak bisa mendefinisikannya. Karena setiap jiwa bagaikan sebuah pecahan-pecahan puzzle yang akan 4JJI pasangkan dengan pecahan-pechan puzzle lainnya yang sangat tepat. Maka untuk mendapatkan pecahan-pecahan puzzle terbaik yang akan membawa kita dalam cintaNya, maka kita harus memperbaiki pecahan-pecahan puzzle yang kita punya, sehingga akan tampak pas dan klop. Karena janji Allah…

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).
QS An-Nurr 26

Gradasi

Sebelumnya mari kita bagi bahasan kita menjadi tiga termin zaman,
Pertama, zaman dulu banget,
Kedua, zaman dulu,
Ketiga, zaman sekarang,

Dulu… banget, paling males nonton tipi soal berita terkini, abis suka sakit ati. Banyak kedzaliman dimana-mana, tapi saya ga bisa apa-apa, cuma diem dan nangis, I’am no body tea…
Trus anti demo juga, pikir-pikir, ngapain demo? Bikin macet. Mendingan belajar buat ngebangun bangsa dari dalem. Ntar kalo pada pinter kan bangsanya bakalan maju, sehingga ketidak adilan juga bakal berkurang.

Nah itu dulu banget, sekarang maju sedikit…
Dulu, pas mahasiswa, berubah total deh! Jadi semangat buat nonton tipi. Walopun ga banyak, tapi setidaknya ada setitik yang bisa saya lakukan. Mengenal dunia kemahasiswaan, mengenal pergerakannya dan mengenal aksi-aksinya, menjadikan saya merasa ada sedikit manfaat. Laksana pasir di bangunan yang sangat besar, tak terlihat namun bermanfaat. Oke, saat itu saya bukan seseorang yang mampu mengubah dunia dengan tangan saya, tapi saya yakin saat itu saya berada di dalam barisan bersama orang-orang yang menginginkan perubahan. Makanya, saya pernah bilang, bahwa amanah ini, dunia kemahasiswaan ini membangunkan saya dari tidur panjang dan keapatisan. Jujur, saya tidak terlalu lama ada disana dan juga tidak memberikan kontribusi yang berarti. Tapi sebaliknya, dunia kemahasiswaan dan kawan-kawan yang berada didalamnya (terutama ade-ade yang lucu :D) telah banyak memberikan kontribusi yang signifikan bagi pola fikir dan pemahaman saya. Syukran wa jazakumullah khairan katsira ya teman-teman!
Tentang demo? Setuju banget. Ok bikin macet, tapi bayangkan kalo kita tidak bergerak, maka kemacetan akan semakin lama, yaitu kemacetan dalam hal perubahan ke arah perbaikan. Berkorbanlah barang sebentar! Walopun mungkin hasilnya tak selalu terlihat langsung secara signifikan, tapi aksi demo ini bisa bikin geumpeur pejabat-pejabat yang ada di atas sana. Buktinya, setiap rezim di Indonesia bisa berakhir dengan pemicu pergerakan mahasiswa, diantaranya dengan demo-demo itu. Lagian kalo kita adem-ayem aja, ntar mereka ga nyadar kalo ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan. Wong kita teriak-teriak aja mereka tutup kuping ko! Tentang belajar, kan mahasiswa harus bisa belajar dan ber-aksi (cieee… 4JJI Akbar!). Ga berarti kalo sering demo trus ga bisa jadi cendikiawan. Inimah gimana manajemen waktu dan prioritas masing-masing aja. Justru dengan demo inilah saatnya mahasiswa turun kebumi, melihat dan mendukung serta memperjuangkan rakyat yang telah ikut membiayai sekolahnya (ini-mah khusus buat mahasiswa sekolah negeri sebelum jaman BHMN..:D). Bukan hanya berkutat dengan segala materi perkuliahan, toh akhirnya kita akan balik kemasyarakat. Jadi, agar tidak menjadi menara gading, asahlah kepekaan kita dengan berbaur dan berjuang bersama. Walopun tidak setiap demo murni untuk perubahan, tapi disanalah peran sang pejuang yang harus selektif, jangan mau dibayar. Emangnya kita semurah itu? Kalo mau sekalian bayarannya yang tinggi banget, yang kira-kira sepadan dengan jiwa dan kecerdasan yang telah 4JJI berikan sama kita. Tapi dijamin ga akan ada harga yang pantas. Mau gitu kita dibayar semurah itu?

Kini, masa telah menunjukan waktu sekarang.Sekarang perasaan malas untuk nonton tipi menyaksikan berita terkini sedikit-sedikit mulai menyergap. Bukan, bukan karena saya sudah tidak berada di barisan yang menginginkan perubahan, InsyaAllah selama Allah memberi hidayah, saya masih berada di dalam barisan itu. Ikut berbuat dan melakukan sedikit perubahan, tetap sebagai pasir dalam bangunan yang sama. Bukan, bukan pula karena bosan menjadi sebuah pasir dan ingin berubah menjadi bata, toh pasir dan bata sama pentingnya, selama Allah melihat kita. Tapi, rasa itu hadir karena pergerakan yang dilakukan pasca mahasiswa tak seaktif dulu. Dulu ketika ada sesuatu yang tidak beres, kami langsung berkumpul dalam sebuah lingkaran, setidaknya untuk berdiskusi, apa sikap kita, mahasiswa untuk memperbaiki itu. Kini, jangankan ada teman berdiskusi, terucappun jarang. Ketika kembali ke rutinitas, maka dihadapanku ada sebuah computer, yang tidak bisa untuk diajak bicara dan berdiskusi. Teman-teman sekerja-pun tak pernah membahasanya, palingan kalo heboh banget, itupun hanya pembahasan sesaat, tidak menghasilkan sebuah kesimpulan. Sehingga kepekaan itu semakin terkikis membentuk jiwa yang semakin hari semakin kerdil, semakin hari idealisme diri semakin bergeser. Orientasi terus berubah diseputar pemikirkan tempat kerja lainnya yang bisa memberikan penghasilan yang lebih banyak. Astagfirullah…
Insya4JJI masih berada dijalan perubahan…hanya dengan jalur yang lain (kali ya?). Mungkin kini saatnya berada di dunia yang lebih profesional, melakukan perubahan dari tempat kita berada sekarang, melakukan tindakan sesuai dengan kafaah dan keadaan kita sekarang, berjuang dengan bentuk yang berbeda. Insya4JJI… Semoga memang senantiasa terjaga…
Tentang demo? Insya4JJI tetap mendukung, 4JJI Akbar!!!Cuma suka gemes hehehe…pingin ikutan sama mahasiswa untuk berdemo lagi, semangatnya itu lho, perjuangannya itu lho dan ukhuwah yang selalu terasa setiap kali aksi. Memberikan makanan bagi ruh-ku, memberikan stimulus bagi langkah-langkahku. Karena dalam setiap baris yang saya masuki, terdapat beribu wajah penuh keikhlasan dan kesabaran. Yakin hanya 4JJI Yang Memberikan Balasan. Kaki-kaki yang sabar untuk bergerak cepat, menerima perintah dari seseorang, yang bahkan mungkin tidak dikenalnya, tapi terasa ikhlas dan dekat, karena 4JJI telah mengikatkan hati-hati mereka bersama dalam sebuah perjuangan membela kebenaran. Suara-suara itu, yang tak kenal lelah meneriakan lagu perjuangan, yang tak lelah meneriakan ajakan-ajakan kepada kebaikan atau meneriakan ketidak setujuan atas sebuah kedzaliman. Wajah-wajah itu, yang walaupun tampak lelah tapi tetap semangat menelusuri setiap jalan yang dilalui.
Ikutan lagi demo ma adik-adik? Ga ah, bukan lagi masanya, kecuali memang harus. Menyadari, bahwa cara perjuangan kami mungkin aga sedikit berbeda. Bukan, bukan anti demo. Kalo memang perjuangan yang kami lakukan harus dengan demo, Insya4JJI saya siap. Tapi kalo kembali ke barisan bersama ade-ade kecilku, ntar disangka penyusup lagi, ato provokator hihihi… kan ga lucu kalo nanti ketangkep…
Hanya saja ingin kembali berucap…
Bangkit, lawan, hancurkan tirani…
4JJI Akbar…Inna4JJI ma antum (including me :D) … Insya4JJI
Amiin…

Tuesday, March 29, 2005

Tamasya ke Leuwi Gajah

Jam menunjukan sekitar jam 9-an lebih ketika angkot yang kami tumpangi mulai masuk ke jalan yang cukup “garijlug” dan menanjak. Heran, kenapa banyak sekali orang yang dating, dengan pakaian tamasya. Penduduk sekitar gitu? Ah tak mungkin kayaknya. Masker pun sudah mulai kusiapkan, mungkin bau menyengat itu akan segera hadir. Tapi , ups oia maskerku kutitipkan pada seorang teman di angkot yang berbeda. Akhirnya kami sampai ke bagian gundukan sampah, ya ga terlalu tinggi seeh. Tapi mirisnya ada beberapa rumah huni disekitar sampah tersebut.
Tak lama angkotpun berhenti dan kamipun turun. Singkat cerita kami berjalan berkelompok, dengan tiap kelompok beranggotakan 5 orang. Jalanan yang dilalui? Berat, lumayan berat buat “orang kota” kayak kami. Kami melewati petakan-petakan sawah. Beberapa orang diantaranya,… gudubrak! Jatuh keselokan. Dan bukan hanya sekali, tapi beberapa kali dan beberapa orang. Tiba-tiba da pemandangan menarik, tidak jauh dari tempat kami berjalan, ada tukang balon dengan membawa “segudang” balon. Pikirku, mmh ngapain tukang balon ke tempat musibah? Dan memang disepanjang jalan itu, kami juga bertemu dengan beberapa rombongan berpakain necis mirip orang yang mo tamasya. Tapi, ah sudahlah tak kufikirkan saaat itu. Mungkin dia memang penduduk sekitar yang sudah bepergian dari kota dan hendak pulang ke rumahnya.
Sampailah kami ke perkampungan, di sepanjang jalan itu, tampak beberapa rumah yang kosong tanpa penghuni. Tampaknya ditinggalkan pemiliknya untuk mengungsi. Ketika kami agak naik ke atas, ke jalan yang lumayan besar . Astagfirullah al’adzim, saya kaget lagih. Banyak pedagang makanan(jajanan), penjual mainan anak dan juga orang-orang yang berpakaian wisata. Bukankah ini tempat musibah? Kenapa berubah jadi taman bermain begini?
Perjalanan dilanjutkan ke posko balai pengobatan dan basecamp-nya relawan, yang berhadapan dengan mushala kecil, tempat memandikan dan mengkafani mayat. Tampak rumah disekitar posko itupun sepi tanpa penghuni. Sesampainya disana, kami bertemu dengan beberapa Teteh relawan. Sambil beristirahat melepas lelah, kamipun berbincang-bincang dengan Teteh-teteh relawan tersebut. Subhanallah, pada hari kedua-karena saking banyaknya mayat yang ditemukan- merekapun memandikan mayat. Menurutku itu sangat berat. Kebayang kalo rela yang “ditodong” untuk mengurus mayat. Wuaa tak terbayang. Jadi tergugah untuk kembali membuka buku dan mencoba mempraktekan bagaimana mengurus mayat. Soalnya lupa lagi…
Sebenarnya tak banyak yang bisa kami lakukan, karena ternyata, tim kepanduan kabupaten telah memanagement semuanya dengan baik. Tapi, agar kami bisa lebih “bekerja’ dan “ berlatih” agar terbiasa di tempat musibah, kamipun diberi tugas untuk berjalan keliling kampong, memberitahukan bahwa ada POS Kesehatan atau balai pengobatan yang dibuka setiap harinya dari jam 9 sampai jam 5. Maka kamipun berkeliling per 2 regu. Reguku mendapatkan amanha untuk memberikan pengumuman ke daerah atas. Huah!!! Subhanallah , Allahu Akbar! Medan yang kami lalui cukup berat, karena semalam hujan, jadi tanahpun becek dan licin. Jadi harus super hati-hati. Dan, sama seperti sebelumnya, sepanjang jalan kami bertemu dengan para “turis” yang ingin menyaksikan lokasi musibah. Ternyata memang benar, bahwa orang-orang yang kutemui dari sejak awal memasuki daerah ini adalah “turis”. Mmh jadi miris, kebayang kalo kita yang kena musibah. Terus dating orang berduyun-duyun untuk “menonton” dan “menyaksikan” musibah yang kita alami. Perih bukan? Ya wallahu’alam apa tujuan mereka, semoga memang sebelum mereka “menyempatkan” diri untuk bertamasya, mereka tak lupa untuk menyisihkan apa yang mereka punya untuk membantu para korban.
Cerita berlanjut, ternyata kami hanya bisa memberitahukan ke beberapa rumah saja. Ya kurang dari sepuluh–lah. Karena kami berpapasan dengan regu lain. Daripada overlaving, ya udah kami cari daerah lain. Oia lupa ngasi tau, kalo kami “gelap” sama sekali dengan daerahnya. Bahkan tiga orang ikhwan yang jadi ‘penjaga’ pun bukan berasal dari tim kabupaten, tapi tim kota. Jadinya kami nyasar-nyasar (nebak-nebak jalan) untuk mencari rute. Singkat cerita, kami mendekati perkampungan yang terletak dipinggir jalan besar yang bisa dilalui mobil. Difikir-fikir, ngapain ngasi tau ke mereka ada balai pengobatan di puncak bukit, padahal lebih mudah bagi mereka naik ojeg dan berobat ke kota. Ya sudah kami putuskan untuk mengambil jalur lain. Disepanjang jalan kami bertemu dengan para turis yang dengan baik hati memberitahukan rute yang mana yang bisa dilalui agar bisa melihat lokasi bencana dengan baik. Kami hanya tersenyum dan balik bertanya, mmh ada rumah ga di daerah yang bapak lewati? Soalnya target kami adalah rumah berpenghuni. Jawabannya bermacam-macam, ada yang bilang ada, ada yang bilang ngga, bingung jadinya. Sampai ada seorang ibu-ibu yang bilang,”Ada neng rumah, ya melewati dua gunung”. Subhanallah, dua gunung! Mmh bukit kali ya bukan gunung. Yang ada kami hanya tertawa, ya dua gunung ya? Akhirnya tim memutuskan, tak ada salahnya kita coba untuk menaiki ‘dua gunung’ dan mencari rumah penduduk. Toh waktu yang diberikan masih lama, dan rasanya malu kalo harus kembali ke POS dan tidak bisa berbuat banyak.
Petualanganpun dimulai. Medan sama beratnya seperti sebelumnya. Saking licinnya, sampai-sampai kami punya sepatu baru berwarna coklat (banyaknya lumpur yang nebeng di sepatu). Selama perjalanan kami tetap bertemu dengan beberapa turis. Sampai akhirnya tiba di puncak bukit dimana dari sana kami bisa melihat daerah bencana dengan sangat jelas. Miris rasanya, ingin menangis. Tumpukan hitam berupa sampah yang sudah sangat busuk menutupi rumah-rumah yang sudah tak terlihat lagih. Ada beberapa alat berat diatasnya untuk mengorek-ngorek sampah. Ah, tak terbayang kesabaran para tim SAR, diantara tumpukan sampah itu harus mencari jutaan korban yang tertimbun, yang dipastikan telah berubah menjadi mayat, sehingga menambah bau busuk yang tercium. Selama perjalanan sampai keatas bukit, tak satupun rumah yang berpenghuni kami temukan. Akhirnya, kami harus turun dengan beberapa alternative. Sang ‘penjaga’-pun mulai mencoba jalan alternatif terlebih dahulu, mana yang lebih aman dilalui oleh kami, akhawat’er (lucu rasanya, kayak anak kecil :D, tapi subhanallah mereka menjaga dengan hijab yang baik). Setelah mereka menemukan rute terbaik, akhirnya kami turun. Alhamdulillah, walaupun misi utama kami- mencari rumah penduduk berpenghuni- gagal, setidaknya kami dapat bermanfaat untuk membantu para turis melewati jalan yang licin. Baju kami-kan sudah baju lapangan, jadi tak mengapa jika kotor dan bau leutak.
Sampailah kami kembali ke POS, teuteup, kami kelompok petama yang nyampe. Padahal itu the udah ‘jalan-jalan’ ke atas bukit. Akhirnya kami menunggu kelompok lain dengan duduk-dudk santai. Ga enak seeh, solanya bapak-bapak yang lain pada kerja, abis mo ngapain coba? Kita-kan nurut apa kata mas’ul, kalo dikasih tugas lain Insya4JJ1 siap. 4JJ1 Akbar! :D
Selama menunggu kelompok yang lain, ada beberapa mayat yang berdatangan. Mayat pertama dan kedua, tak terlalu menyengat. Ketika dating mayat ketiga, MasyaAllah, perutku langsung mual, sehingga secara refleks langsung lari menjauh. Astagfirullah’al adzim. Bayangkan, keadaan aceh yang lebih parah. Jika saya berada disana? Entahlah mungkin tak kan kuat bahkan mendzalimi yang lainnya.

Subhanallah para pejuang itu, para relawan itu. Saya, kecil sangat kecil.
Tapi Insya4JJI niatku tak-kan surut untuk datang ke daerah bencana. Tetap ber-azzam untuk melatih jiwa dan fisik yang manja ini agar siap bantu sesama. Untuk membantu yang tertimpa musibah. Untuk menebar sedikit kasih sayang yang telah 4JJ1 berikan.
Allahu'alam bi shawab...
Akhirnya waktu beranjak petang, saatnya untuk pulang. Sepanjang jalan banyak pos relawan lain yang dilalui. Selamat berjuang ya saudaraku!
sejuta hikmah dan cinta kuraih disini...
semoga 4JJI membalas pengorbanan dan perjuangan mereka dengan yang lebih baik...
serta menerima arwah para korban ditempat yang terbaik...
amiin...

Kini sebulan lebih tlah berlalu dan saya tlah melupakannya. Saya tidak tau dengan kabar Leuwi Gajah. Ketika kembali ke rutinitas, semua masalah disekitar seakan tertelan, lenyap. Astagfirullah Al'adziim...
Dan bencana ini bukan hanya untuk saudaraku di leuwi gajah, tapi seluruh bandung juga. Karena sejak hari itu, sampah semakin menumpuk dimana-mana menyebar 1001 penyakit. Yah (mungkin) agar warga Bandung pun ikut merasakan, jangan hanya mau buang sampahnya sajah dan lepas tangan, ga mau tau soal pengolahan dan lainnya. Karena ternyata terasa sendiri, jika daerah pembuangannya tertimpa bencana, maka kita -warga bandung- juga yang ikut merasakannya... 4JJI'alam bi Shawab..
semoga bisa mengambil 1001 pelajaran dari sini...

---jiwa kerdil yang mencoba untuk lebih dewasa dan melatih fisiknya agar tak terbiasa manja--

:(

Ane Kesssssseeeeeel…
Tsunami menghantam pesisir timur
BBM naik ditengah ‘ketidak’ siapan masyarakat
Ambalat dicaplok ma Malaysia
Eeh tiba-tiba…
Jedang!!!
Anggota DPR minta naik gaji,
Ga sale tuh!
Hari gini minta naik gaji,
Yang ade keluarin tu gaji zakatnya, pajaknya, infaknya
Buat bantu rakyat miskin…
Ok d, gaji mereka ga setimpal, masa non-parle (ini istilah Aleg yang diwawancarai di Metro Tv) aja gajinya 7 juta
So what gitu lho! Ente kan udah dapet 25 juta, kagak cukup juga
Internet sebulan 3 juta, kan masih ade sise 22 juta
Makan apa see ente sampe duit 25 juta aja kagak cukup
Ane aja kagak pernah liat duit sebanyak 25 juta, paling banter liat 5 juta
Itu ajah udah ngeleper
Aduu ane keseeeel…..banget
Apa mereka kaga’ pernah baca shirah nabi dan sahabat,
Belajar tuh dari ke-zuhudan Umar,
Pas naik ‘jabatan’ bukannya minta naik ‘gaji’, malah semua kemewahan dunia dia lepasin,
Padahal dia tu khalifah di zajirah yang gede,
La ente mah kaga’ ada setai kukunya d!
Dia khalifah, ente...ah lewat!!!!
Kalo dia mau, gaji miliaran bisa dapet, toh rakyatnya jg ga semiskin di kita,
Dan penghasilan negaranya pung GEDE!
La ente, udah tau rakyat kelaparan, minta naik gaji?
Kaga sale tuh!
Mo ditaruh dimana muka ente kalo Allah bertanya?
Kagak bisa lagih ditaruh didepan dengan muka angkuh,
Bahkan (mungkin) kalo bisa ente ngelelep ke dasar bumi,
Tapi ane tenang, soalnye walopun ente ngelelep ke dasar bumi, pas waktu itu, ente kagak bisa ngilang-ngilang lagih kaya sekarang
Jadi ente bisa memPERTANGGUNG JAWABKAN semuanya
So…
Tetep, Ane Keseeeeeeeeeeeeeeeeeeeel….. <_>

àga sunda banget, gini nee kalo lagi kesel
-9maret05-



....sekarang 29 maret..nias terguncang...
ya Rabbi..ampuni kami....
ya Rabbi...ingatkan pemimpin kami, agar semua kembali baik...amiin

Monday, March 28, 2005

Beautiful

Every day is so wonderful. And suddenly, it's hard to breathe. Now and then, I get insecure. From all the FAME, I'm so ashamed. I am beautiful no matter what they say. Words can't bring me down. I am beautiful in every single way. Yes, words can't bring me down. So don't you bring me down today. To all your friends, you're delirious. So consumed in all your doom. Trying hard to fill the emptiness. The piece is gone, left the puzzle undone. That's the way it is. You are beautiful no matter what they say. Words CAN'T bring you down. You are beautiful in every single way. Yes, words CAN'T bring you down. SO Don't you bring me down today...
No matter what we do (no matter what we do). No matter what they say (no matter what they say). When the sun is shinin' through, Then the clouds won't stay.
And everywhere we go (AND everywhere we go). The sun will always shine (sun will always ALWAYS shine)And tomorrow will find a way, All the other times. We are beautiful no matter what they say. Yes, words won't bring us down. We are beautiful IN EVERY SINGLE WAY. Yes, words can't bring us down.
SO Don't you bring me down today. Don't you bring me down today. Don't you bring me down today...

----christina aguilera-


mmh yeah.....we're beautiful no matter what they say...

teringat (dulu)
saat imej kesempurnaan terdefinisikan sebagai keindahan dalam bentuk fisik...
sering berkata dalam hati,
mmh coba kalo saya secantik si A, mana badannya proposional lagi,
ato...
enak ya si B, kalo mo apa-apa gampang, tinggal minta sama mamahnya, kitamah mo beli chiki ball aja musti nunggu setaun pas lebaran aja...
ato...
wua pintarnya, ga usah cape belajar kaya saya ya? coba kalo saya sejenius itu...
serta banyak pengharapan-pengharapn lain dalam hidup yang saya nilai dari luar (dulu) ...

mencoba merenung...

andaikan Allah memberikan saya karunia dan ujian kecantikan lebih dari yang Dia berikan sekarang,
mungkin tak henti-hentinya saya bertabaruj, bahkan mungkin sampai saat ini aga 'malas' untuk menutupi aurat, karena merasa sayang jika ni'mat Allah akan kecantikan tak bisa terlihat lengkap...nau'dzubillah..

andaikan 4JJ1 memberikan saya karunia dan ujian kekayaan lebih dari yang Dia berikan sekarang,
mungkin sampai saat ini saya tidak akan merasa bersyukur dengan rizki yang Allah berikan melalui tangan saya, karena, ah uang dari mamah saja lebih dari ini, kenapa harus bertahan bekerja disini?
ato mungkin batin saya tidak cukup kuat, sehingga kepekaan akan lingkungan terkikis habis, akibat kemewahan dan kenyamanan yang tlah terbiasa kuperoleh...

andaikan 4JJ1 memberikan saya karunia dan ujian kepintaran lebih dari yang Dia berikan sekarang,
mungkin jiwa kerdil yang saya punya akan membuat saya menjadi sombong dan bahkan berbuat kerusakan yang jauh lebih banyak dengan kepintaran yang saya punya...

saya harus banyak bersukur...
karena apa yang saya punya hari ini, adalah bentuk terbaik yang telah Allah berikan...
saya harus banyak bersyukur...
karena segala kekurangan duniawi yang saya miliki adalah yang terbaik untuk saya
bukan, bukan dengan kekurangan yang saya punya kemudian melihat kebawah untuk menghibur kemudian merasa bersyukur karena kasihan...
tapi apa adanya saya sekarang, itulah yang patut saya syukuri...
karena seseorang yang lebih 'bawah' pun secara duniawi bukan untuk dikasihani dan dijadikan penenang hati, karena itulah bentuk terbaik yang 4JJ1 berikan pada mereka...
karena mereka -pun yang lebih 'bawah' menurut kita, mereka tetap beutiful dihadapanNya...
keadaan tersempurna menurut ilmuNya...

setiap kita cantik...
setiap kita pintar...
setiap kita kaya...
sesuai dengan apa yang telah 4JJ1 gariskan...
karena cantik, pintar, kaya menurut ukuran dunia adalah relatif...
tapi 4JJ1 telah mempunyai rumus yang tetap bagi kita...
sehingga kita diberikan kecantikan, kepintaran dan kekayaan yang sesuai menurutNya...
we are beautiful no matter what they say...

selama kita tetap berjuang untuk meraih keadaan yang lebih baik, maka syukurilah apa yang kita punya, karena

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (al-hujurat:13)

jadi seperti apapun 4JJ1 memberikan bentuk duniawi pada kita, itu adalah bentuk terbaik menurutNya....
no matter what they say.....
asal 4JJ1 menggolongkan kita menjadi orang-orang yang bertaqwa....
karena semua bentuk duniawi..adalah karunia sekaligus ujian bagi kita...
sanggupkah kita dengan bentuk duniawi itu mencapai deajat taqwa yang 4JJ1 perintahkan...
4JJ1' alam bi shawab...

Saturday, March 19, 2005

lagi,

lagi, hari ini saya pulang malam...
lagi, saya mencium bau anyir itu...
lagi, jiwa rapuh itu menangis didepan semuanya...
lagi, kutau saya harus berubah...
lagi, perubahan itu hanya saya yang bisa melakukannya, tidak yang lain
lagi, tapi kurasakan begitu berat...
lagi, ternyata saya tak bisa menggapai 200%...

Rabbi akhirnya saya ingin menangis sekali lagi




ditengah sejuta beban berhimpit dan ketidak istiqamahanku...

Tuesday, March 15, 2005

medio maret 2005

hari ini saya mencoba dan berAzzam untuk berubah
agar meminimalisir fitnah
doakan yah!
agar tetap istiqamah